Senin 07 Sep 2020 15:22 WIB

Memberi Kemashlahatan, MUI Dukung Program Pertanian Kementan

Sektor pertanian adalah sektor prioritas yang tak boleh dianggap remeh

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mendukung program-program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangkitkan semangat bertani masyarakat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mendukung program-program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangkitkan semangat bertani masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mendukung program-program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangkitkan semangat bertani masyarakat. Dukungan yang sama juga ia harapkan mengalir dari berbagai pihak lainnya agar pertanian Indonesia betul-betul menjadi sektor yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

"Selama ini kesan pertanian itu kotor dan ketinggalan zaman. Padahal di negara-negara maju Eropa sangat memprioritaskan pertaniannya. Termasuk di Indonesia yang sudah menerapkan pertanian modern. Bonus demografis yang kita miliki ini harus dimaksimalkan untuk membangun negeri ini lewat pertaniani," ujar Kyai Cholil, Senin (7/9), dalam siaran pers Kementan.

Baca Juga

Menurut Kyai Cholil, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sektor pertanian adalah sektor prioritas yang tidak boleh dianggap remeh dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau kita berhenti untuk bertani, dipastikan kita berhenti hidup di muka bumi. Jadi pertanian itu sangat penting karena itu makan dan minum dari bumi ini," katanya.

Terkait ancaman krisis pangan yang diutarakan Badan Pangna Dunia (FAO), Kyai Cholil yakin sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia mampu menjadi solusi pasti dalam mengatasi ancaman tersebut.

"Imbauan dari FAO itu bisa kita sikapi dengan lebih mandiri dan lebih berdaulat secara pangan. Kita maksimalkan pesantren-pesantren sebagai komunitas dimasyarakat yang sudah jelas kiprahnya dan kita beri bekal menanam kepada santri-santri kita," katanya.

Perlu diketahui, saat ini Kyai Cholil sedang mengajarkan para santrinya di pesantren Cendekia Amanah untuk bercocok tanam. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban negara dalam menciptakan mandiri pangan dan mandiri ekonomi.

"Di pesantren saya sendiri cabai sudah tidak pernah beli, begitu juga terong, kacang panjang, timun, karena disini kami memanfaatkan lahan pekarangan yang ada. Apalagi saya punya hidroponik luasnya sekitar 700 meter yang mampu menghasilkan 1,5 ton sebulan untuk memenuhi sayur sayuran. Jadi untuk kebutuhan para santri kami memproduksi sendiri," katanya.

Karena itu, Kyai Cholil berharap ada keberpihakan yang utuh dari pemerintah kepada sektor pertanian sehingga para petani maupun masyarakat yang ingin bertani bisa merasakan manfaatnya secara langsung.

"Misalnya program pangan lestari yang kami anggap sebagai program bagus karena bisa mendapat makanan sehat dari hasil tanam sendiri. Program ini harus disosialisasikan agar bisa diterapkan srcara masif," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement