REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Kamis (3/9). Indeks saham sempat dibuka menguat tajam ke posisi 5.331, sebelum akhirnya kembali jatuh ke zona merah di posisi 5.298.
Kepala riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, melihat IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan pada hari ini. "Penurunan dalam yang terjadi pada awal pekan telah dikompensasi oleh investor sehingga akumulasi yang dilakukan berpotensi mendorong IHSG untuk menguat," kata Suria, Kamis (3/9).
Selain itu, lanjut Suria, ekspektasi kenaikan harga komoditas terutama emas dapat menjadi pendorong penguatan emiten pertambangan pada hari ini. Harga minyak WTI hari ini berada pada level 41,8 dolar AS dengan Brent 44,6 dolar AS dan emas 1,950 dolar AS.
Pergerakan IHSG juga diperkirakan akan beriringan dengan positifnya pasar regional. Indeks Nikkei 225 menguat 1,31 persen, diikuti Shanghai Composite menguat 0,48 persen dan Hang Seng menguat 0,31 persen.
Di sisi lain, investor masih memantau neraca dagang Amerika Serikat yang akan dirilis hari ini. Konsensus memperkirakan neraca dagang akan defisit sebesar 58 miliar dolar AS atau melebar dibandingkan periode Juni 2020 yang defisit 50,7 miliar dolar AS.
Selain itu, data angka klaim pengangguran atau Initial Jobless Claims per 29 Agustus 2020 juga diproyeksi mengalami penurunan. Konsesnsus memperkirakan angka klaim pengangguran akan turun menjadi 950 ribu dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 1 juta.