REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mulai menjual sukuk ritel seri SR013, Jumat (28/8). Sukuk tersebut dijual dengan tingkat imbalan atau kupon tetap sebesar 6,05 persen per tahun serta masa tenor selama tiga tahun.
“SR013 ini diterbitkan oleh pemerintah Insya Allah aman,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman di Jakarta, Jumat.
Luky menyatakan masa penawaran SR013 dilakukan mulai 28 Agustus 2020 pukul 09.00 WIB sampai 23 September 2020 pukul 10.00 WIB. Tanggal penetapan hasil penjualan SR013 adalah 28 September 2020, tanggal setelmen pada 30 September 2020, dan tanggal jatuh tempo pada 10 September 2030.
Sukuk Ritel seri SR013 yang ditawarkan kepada investor individu Warga Negara Indonesia ini dapat dipesan minimum Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Luky menjelaskan karakteristik SR013 adalah tanpa warkat, dapat diperdagangkan di pasar sekunder atau tradable sejak 11 Desember 2020, dan hanya dapat diperdagangkan antar investor domestik.
“Sifatnya tradable. Ada holding period selama dua bulan tapi setelah itu bisa diperdagangkan,” ujarnya.
Penerbitan SR013 merupakan upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan APBN, memperluas basis investor di pasar domestik, dan mendukung pengembangan pasar keuangan syariah. Kemudian juga untuk memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi masyarakat dari saving-oriented society menuju investment-oriented society.
Penerbitan Sukuk Negara Ritel turut memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat, mendukung terwujudnya keuangan inklusif, serta memenuhi sebagian pembiayaan pembangunan berbagai kegiatan APBN 2020. Proses pemesanan pembelian SR013 dilakukan secara online melalui empat tahap yaitu registrasi/pendaftaran, pemesanan, pembayaran dan setelmen.
Pemesanan dan pembelian dilakukan melalui sistem elektronik yang disediakan 31 Mitra Distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
Sebanyak 31 mitra tersebut antara lain adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Kemudian, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Commonwealth, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Mega Tbk, dan PT Bank Syariah Mandiri.
Selain itu, juga ada PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Muamalat Tbk, PT Bank BNI Syariah, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Sinarmas Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi. Selanjutnya PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee), PT Investree Radhika Jaya, PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), dan PT Lunaria Annua Teknologi (Koinworks).