REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyatakan, perlambatan ekonomi nasional tergambar dari pantauannya di berbagai pasar rakyat. Para pedagang di pasar mengeluhkan kondisi yang relatif sepi.
"Pedagang keluhkan omset turun 40 sampai 70 persen," ujarnya usai melepas ekspor bawang goreng di Sumatera Utara, Selasa (25/8). Ia menambahkan, pasar merupakan salah satu denyut perekonomian di suatu daerah.
Agus melanjutkan, pasar sangat dibutuhkan, karena pedagang harus tetap mencari nafkah, para petani dan nelayan pun harus menyalurkan hasil panen atau tangkapannya. Kemudian, masyarakat harus memenuhi berbagai kebutuhan pokoknya.
"Maka dalam rangka pemulihan aktivitas ekonomi nasional, kami tetap buka pasar. Dengan menerapkan protokol kesehatan secara tertib dan disiplin tinggi," tutur dia.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), lanjutnya, juga berkomunikasi dengan pemerintah daerah mengenai kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok pada masa pandemi. Agus mengimbau agar pasar turut menerapkan layanan pesan antar atau pemesanan secara online.
"Langkah tersebut diharapkan bantu roda perekonomian serta mendukung peran aktif masyarakat dan pelaku usaha dengan tetap jalankan protokol kesehatan," ujarnya.
Demi membantu daya beli masyarakat sekaligus mendukung capaian target inflasi sebesar 3 plus minus 1 persen, sambungnya, pemerintah juga menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Menurut Agus, tugas tersebut merupakan tanggung jawab bersama, sehingga perlu sinergi dengan berbagai pihak. "Berbagai kebijakan jaga stabilitas harga yang dilakukan berjalan efektif karena didukung semua pihak baik Pemda, BUMN, pelaku usaha, masyarakat, satgas pangan, serta polri sebagai penegak hukum dan kelancaran distribusi," tuturnya.
Atas dasar itu, Mendag lalu menyerahkan apresiasi kepada Kapolri dan Satgas Pangan Polri yang telah membantu kelancaran pengawasan. "Ke depan kami harap sinergi dapat terus ditingkatkan," ujar Agus.