REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal terus melakukan perampingan jumlah BUMN. Erick berencana memangkas BUMN hingga hanya tersisa 40 BUMN. Hal ini Erick sampaikan saat menghadiri pencanangan perdana transformasi Sarinah di pusat pembelanjaan Sarinah, Jakarta, Selasa (18/8).
Erick menilai transformasi Sarinah maupun transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN memerlukan kekompakan dari sejumlah pihak.
"Sama seperti yang saya sampaikan di kementerian (BUMN), kalau kementerian tidak kompak, tidak mungkin kita bisa men-drive BUMN yang jumlahnya sekarang 40 (BUMN) karena klasternya 12, di bawah dua wakil menteri, dan saya," ujar Erick.
Erick mengatakan, perusahaan yang berada di luar 40 BUMN akan direstrukturisasi di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. "Sisanya nanti direstrukturisasi di PPA yang kita bentuk tim juga, kalau ketiga tim tidak kompak, tidak jalan juga," ucap Erick.
Sebelumnya, Erick menyampaikan telah memangkas jumlah BUMN, dari 142 BUMN menjadi 107 BUMN. "Sebagai informasi, alhamdulillah dari 142 BUMN, sekarang ini yang kita bisa kategorikan namanya BUMN tinggal 107 (BUMN), sudah turun signifikan," ujar Erick rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR dan MPR, Jakarta, Selasa (9/6).
Erick menilai pemangkasan BUMN tak akan berhenti. Jumlah 107 BUMN yang kini tersisa merupakan hasil perampingan tahap pertama. Ia berencana terus memangkas jumlah BUMN hingga hanya tersisa 70 BUMN.
"Tahun ini kita kejar lagi, kalau bisa di angka 90-80 BUMN, bahkan kalau bisa (tinggal) 70 BUMN untuk beberapa tahun ke depan," lanjut Erick.
Tak hanya jumlah BUMN, Erick mengaku telah meyelesaikan penyusunan klasterisasi BUMN. Erick menyebut penyusunan klasterisasi didasarkan pada value chain core bussiness BUMN. Erick menyebut jumlah klaster saat sudah jauh menyusut dari sebelumnya.