REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Indonesia kembali mengekspor bawang putih ke Taiwan, setelah sebelumnya dilakukan pelepasan ekspor perdana bawang putih oleh Kementerian Pertanian di Brebes (12/8). Kali ini ekspor bawang putih dilepas dari Gudang milik salah satu eksportir di Tangerang Selatan. Tak pelak, momentum ini menjadi salah satu kado HUT RI ke-75 sekaligus membuktikan Gerakan Tiga Kali Ekspor (GraTieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus bergulir.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat ditemui di sela-sela meninjau persiapan ekspor di gudang Tangerang Selatan, Jumat (14/8) mengaku bangga dengan capaian ini lantaran momentumnya tepat menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75 serta ditengah upaya jajaran Kementan menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor pertanian.
"Saya sudah buktikan sendiri, bawang putih lokal kita punya keunggulan aroma yang lebih kuat dibandingkan bawang impor. Rasa bawang (putih-red) lokal saat digigit rasanya kuat getir dan sangat pedas. Beda dengan bawang putih honan, kating bahkan bawang tunggal impor. Masih lebih kuat aroma bawang lokal kita," ungkap Anton, sapaan akrabnya.
Menurut Anton, kurun 3 tahun terakhir Kementerian Pertanian terus berupaya menggeliatkan bawang putih nasional melalui skema APBN, wajib tanam importir dan swadaya petani. Hasilnya cukup menggembirakan dengan kenaikan angka produksi dan luas tanam mencapai 300 persen.
“Ekspor bawang putih menjelang Hari Kemerdekaan RI ke 75 menjadi kado yang indah di tengah kekuatiran ekonomi nasional yang diakibatkan pandemi covid-19. Selain itu, bisa memberikan optimisme petani untuk tetap semangat menanam bawang putih,” tandasnya.
Bawang putih sebanyak 12 ton asal Parakan Temanggung rencananya akan di ekspor ke Taiwan. Direktur Utama PT. Tajie Pratama Indonesia, Miming Juanita Tjugiarto mengaku senang dengan dukungan dari Kementan selama 3 tahun mengembangkan bawang putih di dalam negeri.
"Pasar bawang putih ini masih terbuka lebar. Saya baru bisa ekspor sebanyak 12 ton dari permintaan 500 ton dari Taiwan" ungkapnya. Dalam proses persiapan mulai dari pembersihan daun, akar dan kotoran tidaklah mudah dan cepat. Semua butuh proses dan tenaga kerja yang tidak sedikit.
Menurut Miming, masyarakat Taiwan sangat menyukai aroma bawang putih asal Indonesia. Mereka menyebut bawang putih Indonesia dengan “xiang suan” yang artinya bawang putih wangi.
“Tidak masalah dengan harga, namun size perlu diperhatikan. Permintaan Taiwan saat ini diameter di atas 3 cm.”
Hingga saat ini Taiwan banyak mengimpor bawang putih dari Spanyol, dengan jarak lebih jauh daripada dari Indonesia. Peluang ini bisa dimanfaatkan jika ukuran umbi dan harga bawang putih asal Indonesia bisa lebih kompetitif.
Dirinya menyebutkan, dari sejumlah bawang putih yang di beli dari petani, saat ini baru ke ekspor rata-rata 40-50 persen saja. “Selebihnya belum bisa masuk spek. Lalu kami buang daun, akar dan bersih dari tanah sehingga susut mencapai 50 persen lebih," ungkapnya.
Pihaknya meminta Pemerintah terus membina petani agar dapat melakukan teknis budidaya yang benar dan berorientasi ekspor. "Tidak harus berukuran sama persis dengan China, kalau diameternya bisa mencapai 4 cm sudah bagus sekali. Gak hanya ke Taiwan, kita bisa ekspor ke negara lainnya,” pungkasnya.