REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maybank Unit Syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Syariah) mencatatkan laba sebelum pajak meningkat 16,4 persen menjadi Rp 175,2 miliar di tengah kondisi pasar yang menantang. Hal ini didorong oleh fokus berkelanjutan dalam membangun basis pendanaan yang efisien dengan mengarah pada pengurangan simpanan berbiaya tinggi.
Sejalan dengan strategi tersebut, total simpanan nasabah berbiaya tinggi mencatat penurunan 10,0 persen, sementara tabungan tumbuh hampir 40 persen. Rasio dana murah atau CASA meningkat dari 20,8 persen menjadi 25,5 persen. Sementara total simpanan nasabah adalah Rp 24,4 triliun pada Juni 2020.
Total pembiayaan perbankan syariah saat ini termasuk produk pembiayaan Kafalah mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan di tahun 2020. Total pembiayaan perbankan Syariah (termasuk portofolio Kafalah) naik 2,9 persen menjadi Rp 25,4 triliun per Juni 2020.
Total aset perbankan syariah pada Juni 2020 lebih rendah 10,4 persen menjadi Rp 30,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan oleh pengurangan aset terkait treasury.
Perbankan syariah terus memperkuat proposisi dan memperlihatkan keunggulan kapabilitas di pasar melalui produk yang inovatif. Diantaranya, fitur hedging baru untuk nasabah korporasi dan komersial serta perlindungan asuransi jiwa dengan prinsip Syariah bagi pemegang rekening tabungan MyArafah.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, secara umum Maybank Indonesia telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan Bank mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik.
"Situasi yang menantang ini juga mendorong kami menjadi lebih kreatif dalam melakukan komunikasi dengan para nasabah melalui teknologi," katanya dalam keterangan pers, Ahad (2/8).
Maybank Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Bank atas pandemi global yang terjadi. Sambil senantiasa menjaga kualitas aset Bank melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pendekatan manajemen risiko yang ketat.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President dan CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, meskipun hasil positif tetap dapat dibukukan Maybank Indonesia untuk semester pertama 2020, ia tetap waspada terhadap prospek ekonomi jangka menengah mengingat situasi global pandemi Covid-19."Kami akan terus mengejar peluang pertumbuhan secara selektif dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga portofolio yang sehat serta melindungi kesejahteraan dan keselamatan karyawan dan nasabah kami," katanya.
Pandemi telah memperkuat komitmen perusahaan untuk mempercepat rencana transformasi digital. Sehingga perusahaan dapat melayani nasabah secara berkelanjutan dengan biaya hemat, termasuk upaya kami untuk senantiasa memastikan pengelolaan biaya dan likuiditas yang efektif.
Secara total, Maybank Indonesia mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0 persen menjadi Rp 809,7 miliar pada semester pertama 2020. Total kredit Bank turun 14,6 persen menjadi Rp 115,7 triliun.
Tingkat non-performing loan (NPL) Maybank Indonesia tercatat sebesar 5,0 persen (gross) dan 2,9 persen (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2019. Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1 persen pada Juni 2020, naik dibandingkan dengan 19,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.