Rabu 22 Jul 2020 19:34 WIB

UNS: Sebagian PPDS RSUD Moewardi Sudah Sembuh dari Covid-19

Dokter yang sudah sembuh kini kembali ikuti program PPDS di RSUD

Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memastikan sebagian mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUD dr Moewardi sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memastikan sebagian mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUD dr Moewardi sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memastikan sebagian mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUD dr Moewardi sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

"Kalau angka itu berubah-ubah, ada sekitar 70 yang sempat positif terjangkit tetapi saat ini separuhnya sudah sembuh," kata Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono di Solo, Rabu (22/7).

Meski demikian, dikatakannya, ada kemungkinan jumlah yang positif terjangkit COVID-19 bertambah mengingat ada beberapa peserta PPDS yang belum diperiksa, di antaranya yang bertugas di bagian bedah dan penyakit dalam. "Kalau yang terbanyak (positif) itu anestesi dan paru karena mereka kan langsung menangani COVID-19," katanya.

Ia mengatakan untuk peserta PPDS yang dinyatakan sembuh ini sudah kembali lagi mengikuti PPDS."Yang paru sudah banyak yang bertugas kembali. Pelayanan tidak terganggu lagi," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk perawatan yang masih berstatus positif COVID-19 ini sebagian dilakukan di RS UNS dan sebagian lagi di RSUD dr Moewardi. Ia mengatakan sebagian besar dari para pasien ini dalam kondisi baik, meski demikian ada dua di antaranya yang kondisinya pneumonia atau sedang berat.

Menurut dia, saat ini terus dilakukan penelusuran pasien yang terpapar COVID-19, terutama dari keluarga pasien."Tracing dilakukan sampai keluarga, jadi kami di FK diminta mendaftar untuk mengisi kontak erat. Yang didahulukan yang satu rumah, saya hanya sampai mendonorkan data saja. Untuk tracing dilakukan oleh dinas (Dinas Kesehatan)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement