Selasa 14 Jul 2020 17:37 WIB

Kemenperin Fasilitasi Gorontalo Kembangkan Udang Vaname

Sebagian besar dari tambak udang yang ada, masih dikelola secara tradisional.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja memanen udang vaname hasil budidaya super intensif di Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Desa Punaga, Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6).(Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen udang vaname hasil budidaya super intensif di Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Desa Punaga, Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6).(Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) siap memfasilitasi Pemerintah Provinsi Gorontalo mencari calon investor sektor industri pengolahan guna mengembangkan tambak udang vaname. Budidaya udang vaname dinilai memiliki potensi cukup besar, tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tapi juga berpeluang mengisi pasar ekspor. 

“Kami akan mendorong peningkatan investasi untuk menumbuhkan industrinya. Maka pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha kondusif dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bisa mengakselerasi sektor strategis tersebut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, pada Selasa, (14/7).

Sebelumnya, Menperin telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Agus menyambut positif upaya memaksimalkan pengelolaan tambak udang vaname di Provinsi Gorontalo dan berencana meninjau langsung ke lokasinya.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, dari 16.713 hektare tambak udang yang tersebar di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, dan Gorontalo Utara, saat ini hanya 54 persen yang beroperasi. Tidak hanya itu, sebagian besar dari tambak udang yang ada masih dikelola secara tradisional. 

Pada Januari sampai September 2018, ekspor perikanan Gorontalo mencapai 40,2 ton, terbanyak yakni udang vaname. Udang jenis ini cukup banyak diminati masyarakat Jepang.

Agus menyampaikan, demi mendorong pertumbuhan sektor industrinya, perlu didukung ketersediaan sumber pakan untuk budidaya. “Ekspor udang, terutama udang vaname merupakan yang terbesar dari sektor kelautan dan perikanan,” ujarnya. 

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengemukakan, sebagai daerah yang memiliki garis pantai panjang, Gorontalo sangat cocok untuk pengembangan udang vaname. Upaya itu kemudian direalisasikan melalui program Kampung Vaname (KaVe) yang dicanangkan sejak 2016 lalu.

Rusli optimistis, program KaVe bisa menggenjot produksi vaname di Gorontalo. KaVe dipusatkan di Kabupaten Boalemo, Pohuwato dan Gorontalo Utara. 

KaVe menjadi percontohan pengembangan udang vaname, melalui tambak budidaya udang intens tambak plastik (Busmetik) atau tambak buatan yang dilapisi plastik. Metode ini dinilai sederhana dan membuat udang cepat tumbuh.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Gorontalo Sila Botutihe berharap, dari hasil pertemuan Menperin dan Gubernur Gorontalo, akan dapat mempercepat masuknya investor mengembangkan tambak udang vaname. “Kami punya potensi udang vaname yang bersifat tambak rakyat. Dengan nantinya ada investor, pengelolaannya dari tradisional bisa menjadi sistem intensif,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement