Jumat 26 Jun 2020 08:19 WIB

Tencent Caplok Iflix, Rambah Pasar ke Asia Tenggara

Iflix menghadapi akumulasi kerugian yang signifikan dan kesulitan keuangan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Tencent Caplok Iflix, Rambah Pasar ke Asia Tenggara. (FOTO: Iflix Indonesia)
Tencent Caplok Iflix, Rambah Pasar ke Asia Tenggara. (FOTO: Iflix Indonesia)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Tencent mengatakan pada hari Kamis pihaknya telah membeli platform konten video streaming Malaysia Iflix beserta konten, teknologi, dan sumber daya dalam upaya untuk menumbuhkan kehadirannya di Asia Tenggara dikutip dari Reuters, Kamis (25/6/2020).

Raksasa teknologi China itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa katalog Iflix tentang "konten internasional, lokal, dan asli" akan memungkinkannya untuk memperluas jangkauan layanan streaming video luar negerinya, WeTV, yang diluncurkan di Thailand pada 2019.

Baca Juga: Tencent dan Nintendo Kolaborasi Bikin Pokemon Unite, Gim Pokemon Versi MOBA

Seorang juru bicara Tencent menolak untuk mengungkapkan ukuran kesepakatan. Outlet media hiburan AS, Variety, yang pertama kali menerbitkan berita pada hari Rabu, mengutip orang-orang yang mengetahui perjanjian tersebut mengatakan bahwa kesepakatan itu bernilai "puluhan juta dolar."

Itu akan membuat kesepakatan secara signifikan lebih kecil dari kapitalisasi senilai 1 miliar dolar AS milik Iflix pada 2019 ketika merencanakan listing publik di Australia.

Startup Malaysia, yang telah mengumpulkan lebih dari 300 juta dolar AS, mengatakan memiliki lebih dari 25 juta pengguna aktif di Asia Tenggara. Namun, itu menghadapi akumulasi kerugian yang signifikan dan kesulitan keuangan, menurut dua sumber yang akrab dengan perusahaan.

Pembelian ini datang sebagai bagian dari upaya Tencent untuk memanfaatkan basis pengguna yang tumbuh cepat di wilayah Asia Tenggara dengan penduduk sekitar 650 juta, di mana ia mengoperasikan layanan streaming musik JOOX dan game populer PlayerUnknown's Battlegrounds.

Tencent Video, platform streaming di China, membanggakan lebih dari 110 juta pelanggan berbayar pada akhir Maret. WeTV akan menghadapi lapangan yang ramai di Asia Tenggara, yang meliputi raksasa AS, Netflix, dan saingan Cina, iQIYI.

Reuters melaporkan pada bulan Juni bahwa Tencent sedang dalam pembicaraan awal untuk menjadi pemegang saham terbesar iQIYI. Kedua perusahaan menolak berkomentar.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement