Senin 22 Jun 2020 21:48 WIB

TIJA Harapkan Pembukaan Ancol Direspon Positif oleh Pasar

Pada Senin (22/6) petang, saham Taman Impian Jaya Ancol terkoreksi.

Pengunjung menikmati suasana Pantai Festival Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Setelah ditutup selama dua bulan akibat pandemi COVID-19, Kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol kembali dibuka.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Pengunjung menikmati suasana Pantai Festival Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Setelah ditutup selama dua bulan akibat pandemi COVID-19, Kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol kembali dibuka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Corporate Secretary (Corsec) PT Taman Impinan Jaya Ancol, Tbk, Agung Praptono berharap dengan dibukanya kembali objek wisata Ancol oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa mendapat respon positif di pasar modal.

"Sebagai perusahaan publik, kebijakan terhadap perusahaan akan selalu mendapat respon dari pasar. Kami berharap bisa positif," kata Agung di Jakarta, Senin (22/6).

Baca Juga

Sedangkan, juru bicara Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari mengatakan pembukaan taman rekreasi dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi disertai penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung. Rika mencontohkan dunia fantasi (Dufan) Ancol saat ini telah membuka sekitar 20 wahana dari 33 wahana yang tersedia untuk publik.

Selama pandemi virus corona (Covid-19), manajeman Ancol melakukan penutupan seluruh kawasan untuk kunjungan umum. Akibat penutupan itu, harga saham Ancolhanya menyentuh Rp 410 per lembar pada periode Mei 2020.

Sedangkan saat pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/6) pagi harga saham perusahaan dengan kode PJAA ini berada di angka Rp 550 per lembar. Namun saat penutupan pada Senin (22/6) petang harga saham perusahaan kembali terkoreksi sebesar 30 poin menjadi Rp 520 per lembar.

PPJA merupakan perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan bisnis utama di bidang industri pariwisata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement