REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Korea Selatan melalukan edukasi keuangan. Kedua pihak menyosialisasi pembukaan rekening tabungan secara kolektif dan budaya menabung di kalangan pekerja migran.
Upaya meningkatkan pembukaan rekening Taplus IDR juga bekerja sama dengan PCI NU Korea Selatan. Pemilihan Korea Selatan karena salah satu negara yang paling diminati warga negara Indonesia sebagai tempat mencari nafkah.
General Manager BNI Cabang Seoul Korea Selatan Anisfu mengatakan, saat ini terdapat sekitar 40 ribu pekerja migran Indonesia sektor manufaktur, tekstil, dan perikanan di berbagai kota Korea Selatan. Selama ini, banyak pekerja migran Indonesia yang bekerja bertahun-tahun di luar negeri tapi saat pulang tidak memiliki tabungan dan menjadi penganggur di Indonesia. BNI memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan instrumen keuangan kepada mereka.
"Sehingga ketika kembali ke Indonesia, mereka memiliki tabungan yang dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha. Harapan kami, mereka juga bisa menciptakan lapangan kerja di kampung halamannya," ungkap Anisfu melalui keterangan tulis, Senin (22/6).
Setelah membuka tabungan, para pekerja migran diharapkan mulai menyisihkan gaji bulanan untuk menabun hingga membeli instrumen investasi seperti reksa dana dan obligasi ritel. Sejak meluncurkan program pembukaan rekening rupiah pada 2017, BNI Seoul berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) dari tabungan pekerja migran sebesar Rp 189 miliar per April 2020 dengan rata-rata pertumbuhan 69 persen per tahun.
Apalagi BNI membuka peluang bagi pekerja migran untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat sekembalinya ke Indonesia. BNI juga memberikan pelatihan kewirausahaan selama para PMI berada di luar negeri, dengan harapan mereka dapat memanfaatkan keterampilan tersebut pada saat kembali ke Indonesia.