REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selama tutup pada masa pandemi Covid-19, Orchid Forest Cikole menambah daya tarik wisata di sana. Manajemen juga memaksimalkan keindahan lokasi untuk menghadirkan pengalaman menarik bagi pengunjung.
CEO dan founder Orchid Forest Cikole, Barry Akbar, menjelaskan, selama tutup, Orchid Forest Cikole menyiapkan berbagai wahana baru dan terus memaksimalkan fasilitas dan keindahan lokasi.
Ia menyebut, Teras Paphio kini memiliki wajah baru. Koleksi anggrek juga diperkaya sehingga pengunjung bisa mendapat pengalaman memuaskan meski dengan protokol kesehatan dan aturan berkunjung yang baru di era new normal ini.
Barry menjelaskan, Orchid Forest Cikole sebagai tempat wisata memiliki luas area dan kontur yang unik, dimana lahannya yang cukup landai dan menanjak. Lokasi itu dimanfaatkan untuk dapat dikembangkan sebagai sebuah lokasi wisata yang inovatif.
Memiliki luas sekitar 11 hektare, lanjut Barry, pengunjung dipastikan dapat bergerak dengan leluasa tanpa membahayakan pengunjung lain dengan dapat diterapkannya physical distancing. Saat berkunjung ke Orchid Forest Cikole, pengunjung dapat takjub melihat semua aspek dari mulai arsitektur, infrastruktur, sampai hal yang lebih mendetail seperti ciri khas atraksi dan tempat-tempat untuk berfoto.
"Kami memastikan agar semua komponen tereksekusi dengan baik," kata Barry dalam siaran pers, Ahad (14/6).
Hal inilah, kata dia, yang membawa Orchid Forest Cikole dalam kurun waktu kurang dari dua tahun berhasil memperoleh titel Best Nomadic Tourism menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2019.
Berry mengaku, harga tiket masuk reguler yang tadinya seharga Rp 30 ribu akan mengalami sedikit peningkatan harga sebesar 30 persen. Hal tersebut berdasarkan regulasi terbaru seperti diimbau dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat terkait penambahan fasilitas dalam penanganan penyebaran Covid-19 di tempat wisata.
"Tapi harganya masih cukup terjangkau untuk pengunjun," kata Barry.