REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah investor baru di industri finansial teknologi meningkat di masa pandemi. Perusahaan peer to peer lending di bidang properti, Ethis mencatat peningkatan sisi lender yang cukup signifikan dibandingkan empat bulan lalu.
CEO Ethis, Ronald Yusuf Wijaya menyampaikan secara presentase jumlahnya meningkat sekitar 70 persen. Dalam satu bulan terakhir menjelang masa new normal, bisnis juga sudah mulai pulih.
"Jumlah investor baru meningkat ini jadi fenomena juga karena mungkin di masa saat ini orang lebih banyak menggunakan gadget jadi lebih rajin mencari peluang investasi secara online," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (11/6).
Dari sisi jumlah dana investasi memang tidak signifikan namun jumlah ritel yang terlibat semakin banyak. Ethis menawarkan sejumlah proyek properti yang dapat dibiayai oleh lender. Ada tenggat waktu untuk pengumpulan dana pembiayaan.
Sejak diluncurkan November 2019, sejumlah proyek yang terdaftar belum jatuh tempo. Sehingga tingkat pengembalian masih belum tercatat. Namun, Ronald memproyeksikan akan tetap ada permintaan untuk restrukturisasi.
Secara industri, Ronald yang juga Ketua Asosiasi Fintek Syariah Indonesia (AFSI) menyampaikan ada beberapa jenis fintek syariah yang terimbas fatal. Seperti fintek terkait dengan umrah dan haji, pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan payroll based.
"Sementara dari bagi fintek yang terkait UMKM, setelah kami review dan diskusi, kondisinya masih stabil," katanya.
Sebagian besar fintek P2P dengan pasar UMKM secara selektif masih menyalurkan pembiayaan di sektor yang tidak terdampak Covid-19. Seperti pada UMKM sektor pertanian, juga manufaktur, produksi, bahan pokok, dan kesehatan.