REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Output industri Jerman mencatat penurunan tertajam pada April, yakni hingga 17,9 persen, menurut angka yang dirilis Kantor Statistik, Senin (8/6). Pandemi Covid-19 memaksa perusahaan-perusahaan di ekonomi terbesar Eropa tersebut mengurangi produksi.
Realisasi output menunjukkan penurunan lebih dalam dibandingkan jajak pendapat Reuters terakhir, yakni 16 persen. Seperti dilansir Reuters, Senin, produsen barang modal mencatat kontraksi paling tajam, hingga 35,3 persen. Sementara itu, output konstruksi turun 4,1 persen dan output di sektor energi turun 7,2 persen.
Kementerian Ekonomi menjelaskan, ketika berbagai langkah untuk menahan penyebaran virus diimplementasikan mulai pertengahan Maret, pembatasan aktivitas telah memberikan dampak signifikan sejak April.
"Titik rendah sudah tercapai. Dengan pelonggaran langkah-langkah perlindungan secara bertahap dan dimulainya kembali produksi di industri otomotif, pemulihan ekonomi akan dimulai sekarang," tutur Kementerian Ekonomi.
Data dari Kantor Statistik memperkuat ekspektasi, ekonomi Jerman akan mencatat penurunan tertajam sejak akhir Perang Dunia II pada kuartal kedua.
Ekonom VP Bank Group Thomas Gizel mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman kemungkinan akan kontraksi lebih dari 10 persen pada kuartal kedua. "Ini menjadi prediksi yang tidak pernah terukur sebelumnya," katanya.
Untuk tahun 2020 secara keseluruhan, pemerintah memperkirakan PDB akan menyusut sebesar 6,3 persen. Prediksi ini berdasarkan asumsi paket stimulus fiskal 130 miliar euro (146,69 miliar dolar AS) akan membantu kegiatan ekonomi kembali meningkat pada semester kedua tahun ini.
Lembaga ekonomi Ifo mengatakan, produsen memperkirakan tingkat produksi akan menurun lebih lanjut dalam tiga bulan mendatang. Hanya saja, dalam kecepatan lebih lambat dibandingkan seelumnya.
Ifo menyebutkan, indeks untuk ekspektasi produksi naik menjadi minus 20,4 poin pada Mei, dari sebelumnya 51,0 poin pada April. Ini menandai kenaikan bulan terbesar sejak reunifikasi Jerman pada tiga dekade lalu. "Tapi, ini hanya berarti nosedive (penurunan curam) sekarang menjadi lebih stabil," kata Kepala Survei Ifo Klaus Wohlrabe.