Jumat 05 Jun 2020 15:45 WIB

AS Revisi Larangan Maskapai Penumpang China

Departemen Transportasi AS berencana merevisi larangan terbang maskapai China

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern. Departemen Transportasi AS berencana merevisi larangan terbang maskapai China. Ilustrasi.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern. Departemen Transportasi AS berencana merevisi larangan terbang maskapai China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengeluarkan revisi perintah yang akan memungkinkan beberapa maskapai China untuk kembali terbang. Aturan tersebut akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.

Pada Kamis (4/6), China mengatakan akan meringankan pembatasan virus corona untuk memungkinkan lebih banyak maskapai penerbangan asing. Perintah ini tak lama setelah Washington mengatakan AS berencana untuk melarang maskapai penerbangan China terbang ke AS pada 16 Juni karena pembatasan Beijing pada maskapai penerbangan AS.

Perubahan tersebut akan memungkinkan maskapai AS untuk melanjutkan penerbangan sekali sepekan ke kota pilihan mereka mulai 8 Juni. Namun, ini masih jauh lebih sedikit daripada apa yang pemerintah AS katakan mengenai perjanjian penerbangannya dengan China.

Departemen mengatakan pada Rabu (3/6) bahwa maskapai China dapat mengoperasikan jumlah yang sama dari penerbangan penumpang terjadwal seperti yang diizinkan pemerintah China terhadap maskapai AS. Departemen menambahkan aturan tersebut adalah untuk mengembalikan keseimbangan kompetitif dan kesempatan yang adil dan setara antara maskapai udara AS dan China.

Aturan AS ini akan menghentikan empat penerbangan pulang-pergi AS oleh Air China, China Eastern Airlines Corp, China Southern Airlines Co, dan Xiamen Airlines Co.

Para pejabat AS dan maskapai penerbangan telah secara pribadi mengajukan kekhawatiran tentang peraturan China yang direvisi. Masih belum jelas apakah maskapai penerbangan akan setuju untuk terbang sekali saja ke China ketika mereka telah meminta persetujuan untuk dua atau tiga penerbangan harian.

Delta Air Lines dan United Airlines diminta untuk melanjutkan penerbangan ke China bulan ini. Keduanya mengatakan mereka sedang meninjau perintah dari Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC).

"American Airlines tetap dengan rencana sebelumnya untuk melanjutkan layanan ke China pada akhir Oktober," kata juru bicara Ross Feinstein.

CAAC mengatakan semua maskapai penerbangan dapat meningkatkan jumlah penerbangan internasional yang melibatkan China menjadi dua per pekan jika tidak ada satu pun penumpang mereka yang positif Covid-19 selama tiga pekan berturut-turut.

Jika ada lima penumpang atau lebih pada satu tes penerbangan positif Covid-19 pada saat kedatangan, CAAC akan melarang maskapai selama sepekan. Maskapai akan ditangguhkan selama empat pekan jika ada 10 penumpang atau lebih positif Covid-19.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement