Ahad 31 May 2020 05:31 WIB

BUMN Berakhlak: Pesan Kepemimpinan Erick Thohir

Fachry Ali mengungkapkan Erick Thohir adalah sosok yang “mengejutkan”.

Pendiri Merial Institute dan Aktivis Milenial, Arief Rosyid Hasan, meluncurkan buku Pesan Kepemimpinan Erick Thohir, Sabtu (30/5).
Foto: istimewa
Pendiri Merial Institute dan Aktivis Milenial, Arief Rosyid Hasan, meluncurkan buku Pesan Kepemimpinan Erick Thohir, Sabtu (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Merial Institute dan Aktivis Milenial, Arief Rosyid Hasan, meluncurkan buku terbarunya yang bertajuk “BUMN Berakhlak: Pesan Kepemimpinan Erick Thohir” di Jakarta, Sabtu (30/5). 

Buku yang diterbitkan dalam rangka perayaan hari ulang tahun ke-50 tahun Erick Thohir ini, merangkum nilai-nilai kepemimpinan Erick Thohir yang dianggap layak untuk dibagikan kepada generasi muda Indonesia. Selain Arief sebagai penulis, buku ini dieditori oleh Eko Arisandi, dan Muhammad Farid Salman al Farisi, serta Ais al Jum’ah sebagai penyelaras aksara. 

“Bercermin dari sosok Erick, di usia beliau yang ke-50 tahun ini, saya ingin menyampaikan bahwa bangsa kita tak kekurangan orang baik. Saya berkeyakinan, semangat berbuat baik harus diangkat ke permukaan, agar tidak tenggelam dengan godaan berbuat buruk yang kian menggejala,” kata Arief Rosyid dalam keterangan persnya.

Buku ini menyajikan kisah perjalanan Arief Rosyid kala berinteraksi dengan Erick Thohir, sebelum menjadi ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin maupun sebagai menteri BUMN. Arief mengatakan, dalam beberapa kali berkolaborasi dalam sejumlah kegiatan dan gerakan kepemudaan. Arief telah berkomitmen untuk mengabadikan gaya kepemimpinan ala Erick Thohir dalam sebuah tulisan.

Dalam buku ketiga belas Arief ini, disebutkan bahwa Arief dan Erick Thohir secara intensif berkolaborasi saat perhelatan Milenial Fest perdana. Perhelatan yang diinisiasi oleh Arief melalui Aktivis Milenial dalam acara MilenialFest tersebut mengangkat tema “Layani Generasi Kita” pada 28 Oktober 2018. Saat itu Erick bersama Sandiaga Uno, Bahlil Lahadalia, Ridwan Kamil, Maruarar Sirait, Awkarin, dan tokoh-tokoh muda lain hadir sebagai narasumber.

“Tulisan-tulisan dalam buku ini, secara khusus memotret sosok Erick Thohir dengan ‘kejutan-kejutan’ yang dilakukannya, khususnya sejak dilantik menjadi menteri. Saya melihat, ia menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang professional. Dia membuktikan apa yang sering disampaikannya bahwa jika mendapat amanah di manapun akan fight habis-habisan,” ujar Arief yang juga mantan ketua umum PB HMI ini.

Buku yang berisi 4 bab ini banyak mengulas tentang akhlak, team work, dan loyalitas dalam kepemimpinan ala Erick Thohir. Ada puluhan cerita yang dibagi ke beberapa bab. Cerita yang disajikan oleh Arief kala ia bekerjasama langsung baik sebagai teman maupun kini sebagai pimpinannya di Kementerian BUMN. Salah satu fokus tulisan ialah tentang teori “BUMN Berakhlak”.

“Ada setumpuk cerita, tentang kepemimpinan yang bisa kita contoh dari beliau, semoga buku ini dapat menjadi sumbangsih kami bagi anak muda yang selalu ingin berbuat,” ujar Arief.

Kata pengantar buku ini diisi oleh peneliti ekonomi politik yang juga penulis beberapa buku kepemimpinan Fachry Ali. Dalam perspektifnya Fachry mengungkapkan Erick Thohir adalah sosok yang “mengejutkan”. Pandangannya atas pengelolaan BUMN bertolak belakang dengan kekhawatiran orang akan rekam jejaknya dalam dunia usaha di luar negara. 

“Kepemimpinannya jauh dari semangat pasar, Erick Thohir justru berbicara tentang keseimbangan antara laba dan fungsi sosial BUMN. Di sini, sebagai Menteri BUMN, Erick bahkan menyebut beberapa BUMN seperti Bulog, PLN dan Pertamina—tak seharusnya hanya mengejar laba” ujarnya,. 

Dalam pengantar tersebut ia juga mengungkapkan Erick Thohir dapat menjadi contoh anak muda Indonesia tentang sosok yang mampu mengembangkan diri, bahkan ekspansif dalam dunia usaha pasca Orde Baru. 

“Erick Thohir adalah anugerah bagi generasi milenial. Sebab, mungkin tanpa disadari, generasi milenial memperoleh “contoh” bagaimana seorang muda mampu berkarya pada diri Erick Thohir,” ujarnya.

Fachry melanjutkan, sebagai menteri BUMN, posisi Erick Thohir menjadi sangat strategis bagi kaum milenial. Masa depan BUMN akan menjadi sangat terbantu dengan pengintegrasian kekuatan-kekuatan yang berada di dalam generasi milenial ini ke dalam pengelolaan BUMN. 

“Dalam arti kata lain, karena kaum milenial adalah masa depan bangsa, maka simbiosis produktif antara BUMN dan kaum milenial turut menentukan masa depan bangsa secara signifikan,” tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement