REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BNI Syariah menargetkan perluasan jangkauan bisnis internasional setelah mencapai kategori Bank BUKU III. Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo menyampaikan, menjadi bank BUKU III membuka peluang setidaknya untuk tiga bisnis internasional.
"Dengan BNI Syariah menjadi BUKU III, maka buka peluang untuk bisa optimalkan bisnis internasional," katanya dalam konferensi virtual paparan kuartal I 2020 BNI Syariah, Kamis (28/5).
Tiga peluang diantaranya trade finance, remitansi, juga ekspansi cabang yang memungkinkan kerja sama internasional. Firman menyampaikan peluang bisnis tersebut cukup signifikan sehingga bisa meningkatkan portofolio bank sekitar Rp 100 miliar dari sisi fee based income.
Dari sisi remitansi, potensinya mencapai enam juta diaspora Indonesia di luar negeri kepada fee based income dari exchange rate dan komisi pengiriman uang. Jika diproyeksikan nilainya bisa sangat besar. Namun, menurut Firman, di tahap awal, BNI Syariah menargetkan sekitar Rp 20 miliar-30 miliar.
Selain itu potensi dari trade finance terkait bisnis impor dan ekspor yang ditargetkan sekitar Rp 70 miliar. Sementara untuk potensi ekspansi cabang, BNI akan bekerja sama dengan kantor cabang BNI induk yang ada di luar negeri, seperti di Singapura, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan New York.
"Banyak sekarang orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk bisa menabung hijrah di bank syariah," katanya.
Potensi bisnis internasional sudah sukses dilakukan induk sehingga BNI Syariah akan bersinergi. BNI Syariah telah mempersiapkan sumber daya manusia dan teknologi untuk menggarap peluang tersebut. Khusus untuk trade finance, BNI Syariah telah merekrut tenaga ahli yang akan ditempatkan di cabang untuk layanan advisory.