Selasa 26 May 2020 15:40 WIB

BUMN Terapkan Sistem 3T Tangani Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, penanganan Covid-19 menggunakan pendekatan 3T.

Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, penanganan Covid-19 di lingkungan BUMN dilakukan melalui pendekatan trace (lacak), test (uji), dan treat (penanganan) atau 3T.

"Metode yang kita lakukan melalui 3T, yakni trace, test, dan treat," ujar Erick di Jakarta, Selasa (26/5).

Ia menjelaskan, pendekatan trace yakni BUMN telekomunikasi telah mengembangkan aplikasi "Peduli Lindungi" untuk melacak historis kontak dan pergerakan, serta pembatasan isolasi.

"Aplikasi itu telah diunduh sebanyak lebih dari 3,7 juta kali," ucapnya.

Untuk metode test, Erick menyampaikan, pihaknya telah mendistribusikan mesin uji polymerase chain reaction (PCR) ke 18 rumah sakit dengan rincian, sebanyak 15 unit telah didistribusikan ke RS BUMN dan tiga unit lainnya ke RSUD atau Labkesda.

"Sebanyak 10 ribu lebih test telah dilakukan, dengan daily test capacity mendekati 1.000 per hari," paparnya.

Kemudian, lanjut dia, PT Bio Farma bekerja sama dengan BPPT untuk produksi massal PCR test kit dengan sensivitas dan validasi tinggi sesuai rekomendasi WHO.

Saat ini, telah diproduksi 50 ribu test kit dan tambahan 50 ribu test kit pada akhir Mei 2020.

Pendekatan melalui metode treat, Erick mengatakan, sebanyak 70 rumah sakit BUMN telah menyiapkan 2.375 tempat tidur untuk penanganan Covid-19.

Selain itu, Bio Farma juga melakukan kerja sama dengan pihak dari dalam negeri dan luar negeri untuk memproduksi vaksin.

Lalu, PT LEN dan PT DI juga telah siap memproduksi ventilator noninvasive pada Mei 2020 dengan estimasi total kapasitas produksi mencapai 1.000 hingga 1.250 per pekan.

"Namun, sampai dengan saat ini, LEN dan PTDI masih menunggu perizinan dari Kemenkes untuk produksi massal secara komersial," katanya.

Erick menambahkan, Bio Farma juga bekerja sama dengan Eijkman Institute dan RSPAD Gatot Subroto mengembangkan terapi convalescentplasma.

"Sebanyak tiga dari 10 pasien Covid-19 telah memulai transfusi dan kondisinya terlihat membaik. Namun, hal ini memerlukan observasi dan pemantauan lebih lanjut," paparnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement