Jumat 15 May 2020 20:13 WIB

Thailand Mulai Buka Mal dan Sejumlah Bisnis Lain

Mal dan bisnis di Thailand akan mulai beroperasi sejak Ahad (17/5).

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Warga makan di balik pemisah dari plastik di sebuah kedai di Bangkok, Thailand, Rabu (13/5). Mulai Ahad (17/5), Thailand akan membuka sejumlah mal dan bisnis lainnya.
Foto: EPA
Warga makan di balik pemisah dari plastik di sebuah kedai di Bangkok, Thailand, Rabu (13/5). Mulai Ahad (17/5), Thailand akan membuka sejumlah mal dan bisnis lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand akan memulai kembali perekonomiannya secara bertahap setelah lebih dari dua bulan tutup guna mengekang penyebaran virus corona tipe baru atau Covid-19. Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) Thailand mengatakan, departement store dan berbagai tempat bisnis lainnya mulai Ahad (17/5) akan dibuka karena situasi telah membaik.

Juru bicara CCSA, Thaweeslip Wisnuyothin, mengatakan pelonggaran dari langkah-langkah pembatasan sosial ini diperlukan untuk memulihkan ekonomi negara. Meski dia mengakui ada kekhawatiran tentang gelombang kedua pandemi.

Baca Juga

"Situasi akan dinilai secara berkala berdasarkan data implementasi berbagai tindakan," ujarnya dikutip laman Channel News Asia, Jumat (15/5).

Mulai Ahad besok, department store dan mal komunitas di Thailand akan diizinkan untuk melanjutkan operasi dari pukul 10.00 hingga pukul 20.00. Namun, bisnis tertentu seperti bioskop, arena seluncur es, arena bowling, spa dan panti pijat akan tetap ditutup.

Restoran dan kafe di gedung perkantoran, serta food court, juga akan mendapat manfaat dari pelonggaran pembatasan sosial oleh pemerintah. Namun, penjualan alkohol akan dilarang di tempat-tempat tersebut.

Sementara bisnis dan kegiatan lain yang dapat melanjutkan operasinya, termasuk toko ritel besar dan grosir, pusat olahraga dalam ruangan dan pusat kebugaran. Namun, hanya olahraga non-kontak dan olahraga tim dengan maksimal tiga pemain yang akan diizinkan. Mereka termasuk bulu tangkis, tenis meja, yoga, squash dan panjat tebing.

"Sedangkan untuk studio kebugaran, hanya latihan beban yang bisa dilanjutkan. Latihan kelompok, treadmill, pelatih elips dan mesin latihan lainnya masih akan dilarang," kata Thaweesilp.

Kolam renang akan dapat dibuka kembali mulai Ahad, namun operator venue diharuskan membatasi jumlah pengguna dan durasi latihan. Menurut Thaweesilp, stadion tinju, sekolah seni bela diri dan pusat kebugaran, taman air, taman air alami dan olahraga air akan dikecualikan dari relaksasi parsial pembatasan nasional ini.

Selain meredakan pembatasan sosial tertentu, pemerintah Thailand juga akan mempersingkat jam malam nasional satu jam. Mulai dari Ahad, jam malam akan berlangsung dari pukul 23.00 sampai pukul 04.00.

Hingga Jumat (15/5), CCSA melaporkan tujuh pasien Covid-19 yang baru, sehingga jumlah total kasus di Thailand menjadi 3.025. Sebanyak tujuh kasus baru itu terdiri dari enam pria dan seorang wanita. Mereka semuanya terdeteksi di fasilitas karantina setelah kembali dari Pakistan pada 7 Mei.

Sejauh ini, pejabat kesehatan Thailand telah memulangkan 2.854 pasien Covid-19 dari rumah sakit. Sementara itu, sebanyak 56 orang telah meninggal dan 115 pasien masih dirawat.

Mengutip data dari kementerian kesehatan masyarakat, Thaweesilp mempresentasikan tiga skenario pandemi di Thailand hingga 30 September. Dalam skenario pertama, pemerintah mempertahankan kebijakan pengendalian Covid-19 saat ini.

Thailand diharapkan hanya melaporkan 3 kasus baru per hari, dengan 15 pasien dalam kondisi kritis. Dalam skenario kedua, ketika kebijakan tertentu dilonggarkan, negara tersebut dapat melaporkan 24 infeksi baru setiap hari, dengan 105 pasien dalam kondisi kritis. Dalam skenario ketiga, dengan kebijakan yang paling longgar, Thailand dapat melaporkan 65 pasien baru per hari, dengan 289 pasien dalam kondisi kritis. "Skenario kedua sepertinya pilihan terbaik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement