REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (14/6). Kenaikan didorong oleh permintaan safe-haven, karena investor membuang aset-aset berisiko. Hal itu dipicu kekhawatiran pelemahan ekonomi yang diprediksi berlangsung lama dan ketegangan perdagangan terbaru AS-China.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak 24,5 dolar AS atau 1,43 persen, menjadi ditutup pada 1.740,9 dolar AS per ons. Emas berjangka naik 9,60 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.716,4 dolar AS per ons pada perdagangan Rabu (13/5), setelah menguat 8,8 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.706,8 dolar AS per ons pada Selasa (12/5).
"Tampaknya, beberapa investor berbalik bearish pada ekuitas, hubungan AS-China terus menuju spiral penurunan dan Anda memiliki data sangat suram datang dari AS dan semua yang mendukung (permintaan) safe-haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di pialang OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
"Harga emas telah melonjak selama beberapa minggu terakhir tetapi tampaknya sekarang Anda memiliki latar belakang ekonomi makro yang akan mendukung harga tinggi dalam waktu dekat."
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memperingatkan pada Rabu (13/5) tentang periode perpanjangan pertumbuhan ekonomi yang lemah, berjanji menggunakan kekuatan bank sentral sesuai kebutuhan. Ia menyerukan pengeluaran fiskal tambahan untuk membendung dampak dari pandemi virus corona.
Data terbaru menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS mencapai 2,981 juta untuk pekan yang berakhir 9 Mei. Angka itu turun dari 3,176 juta pada minggu sebelumnya dan menandai penurunan mingguan keenam beruntun, tetapi klaim tetap sangat tinggi.
Pasar saham dunia turun untuk hari ketiga berturut-turut karena data pekerjaan yang mengecewakan dan sinyal oleh bank sentral bahwa stimulus pemerintah lebih lanjut mungkin diperlukan, memicu kekhawatiran investor tentang pemulihan ekonomi global.
Emas juga diuntungkan dari ketidakpastian baru atas perdagangan China-AS setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia sangat kecewa dengan China atas kegagalannya untuk menahan virus corona. Ia mengatakan pandemi di seluruh dunia membuat perjanjian perdagangannya dengan Beijing menjadi suram.
Para analis mencatat bahwa investor kemungkinan menggunakan emas sebagai mata uang pilihan terakhir, karena langkah-langkah stimulus dari pemerintah AS dan seluruh dunia dapat menyebabkan inflasi, memberikan dukungan kepada logam mulia.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 48,5 sen atau 3,09 persen, menjadi ditutup pada 16,156 dolar per ons. Platinum untuk pengiriman Juli naik 5,2 dolar AS atau 0,68 persen, menjadi menetap pada 775 dolar AS per ons.