Kamis 14 May 2020 22:30 WIB

Satgas Pangan Kawal Distribusi ke Daerah Defisit Beras

Satgas pangan menyebut stok beras nasional mencapai 1,4 juta ton.

Satgas Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).  Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Satgas Pangan Polri akan mengawal distribusi pasokan beras dari daerah produsen beras ke daerah defisit beras.
Foto: Antara/Ampelsa
Satgas Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Satgas Pangan Polri akan mengawal distribusi pasokan beras dari daerah produsen beras ke daerah defisit beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, Satgas Pangan Polri akan mengawal distribusi pasokan beras dari daerah produsen beras ke daerah defisit beras.

Menurut Ramadhan, ada tujuh provinsi yang mengalami defisit cadangan beras yaitu Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara serta Papua Barat. "Satgas Pangan Polri berkomunikasi intensif dengan para stakeholder (pemangku kepentingan) di daerah untuk mempermudah dan melancarkan distribusi pasokan beras dari daerah produsen ke daerah defisit dengan cepat," tutur Kombes Ramadhan di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (14/5).

Pihaknya mencatat stok beras nasional saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton di Perum Bulog yang dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan beras nasional menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah. Satgas Pangan Polri menjamin harga beras stabil menjelang Lebaran dengan harga rata-rata nasional Rp 10.912 per kilogram.

Sementara, untuk kebutuhan gula nasional pada April-Mei 2020 diperkirakan mencapai 700 ribu ton dan saat ini masih terdapat defisit cadangan gula sekitar 28.500 ton. "Untuk defisit cadangan gula, pengadaannya dapat saja dilakukan secara impor sehingga menjadi perhatian bagi Satgas Pangan Polri untuk mengawasi importasi dan pendistribusiannya," ujarnya.

Harga gula saat ini tercatat mengalami penurunan 4,4 persen dari Rp17.062 menjadi Rp 16.300 per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement