REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham disebut bakal membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih usai terpukul sentimen Covid-19. Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan masa pemulihan pasar saham tergantung dari penanggulangan virus tersebut.
Sejak awal tahun, tepatnya ketika Covid-19 merebak di China, pasar saham global terjatuh cukup dalam. Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga sekitar 27 persen secara year-to-date.
"Saya lihat butuh waktu yang lebih lama untuk recovery. Kalau tidak ketemu vaksinnya, kondisi ini akan berlangsung lebih panjang," kata Hans dalam diskusi virtual bertajuk Investasi Saham di Saat Pandemi Covid-19, Rabu (13/5).
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan aktivitas ekonomi di Indonesia menurun pada kuartal pertama tahun ini. Sebagian besar industri dari berbagai sektor sangat terdampak dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Di sisi lain, jumlah kasus corona di Indonesia masih terus bergerak naik. Menurut Hans, peningkatan grafik ini menjadi salah satu pemicu investor asing keluar dari pasar saham. Investor melihat Covid-19 akan lebih sulit pulih karena kebijakan PSBB di Indonesia masih terlalu longgar.
"Investor khawatir dengan pasar Indonesia. Selain PSBB yang longgar, jumlah pengetesan juga masih sangat rendah dibandingkan negara lain," terang Hans.
Hans pun memprediksi, IHSG bisa mencapai posisi 5.775 pada akhir tahun ini apabila pandemi Covid-19 bisa teratasi secepatnya pada Juni 2020. Namun, IHSG akan berpotesi tertekan ke level 5.190 di akhir tahun apabila Covid-19 baru mereda di September 2020.