Ahad 10 May 2020 15:26 WIB

Kadin Minta Pemerintah Lakukan Intervensi Sesuai Kebutuhan

Kadin berharap pemerintah juga bisa memperlancar logistik dan perizinan bahan baku.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Kadin (ilustrasi). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap, setelah pemetaan dilakukan, pemerintah segera melakukan langkah intervensi sesuai kebutuhan survival dan kinerja setiap industri sektor manufaktur.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Kadin (ilustrasi). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap, setelah pemetaan dilakukan, pemerintah segera melakukan langkah intervensi sesuai kebutuhan survival dan kinerja setiap industri sektor manufaktur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memetakan sejumlah sektor industri yang terdampak pandemi Covid-19. Dari hasil pemetaan, didapati tiga kelompok besar, yaitu industri yang suffer, moderat, dan high demand. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap, setelah pemetaan dilakukan, pemerintah segera melakukan langkah intervensi sesuai kebutuhan survival dan kinerja setiap industri sektor manufaktur.

"Kebutuhan survival dan peningkatan kinerja di tiap sektor manufaktur akan berbeda-beda tergantung kondisi pasar terhadap output industri tersebut," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani kepada Republika, Ahad, (10/5).

Baca Juga

Ia melanjutkan, kinerja industri tergantung pula pada kelancaran suplai industri, kemudahan, kelancaran proses produksi, serta distribusi output-nya. "Dari elemen ini, yang paling kami harapkan intervensinya yakni kelancaran proses produksi, suplai bahan baku, dan distribusi output industri manufaktur," kata Shinta

Ketiga elemen tersebut, jelas dia, sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan sangat bisa difasilitasi dan diefisiensikan demi meningkatkan kinerja manufaktur. Lalu dari sisi kelancaran produksi manufaktur, Kadin berharap pemerintah memastikan semua industri yang masih memiliki demand pasar, baik di dalam dan luar negeri dapat beroperasi lancar, tanpa hambatan atau tekanan akibat kebijakan karantina.

"Khususnya karena pembatasan pergerakan orang dan barang maupun pembatasan jam kerja manufaktur. Sehingga proses produksi dapat berjalan maksimal sesuai permintaan pasarnya," ujarnya.

Shinta berharap, pemerintah juga bisa memperlancar serta mempercepat proses logistik dan perizinan bahan baku terjadi efisiensi perdagangan dan logistik, yang bisa membantu efisiensi produksi manufaktur nasional supaya bersaing lebih baik di pasar yang semakin menyusut.

Pada sisi distribusi output, lanjutnya, diharapkan pemerintah merelaksasi semua restriksi terhadap pergerakan barang di Indonesia. Tidak hanya untuk tujuan ekspor tapi juga distribusi di dalam negeri yang kerap terhambat sekaligus terganggu karena kebijakan karantina di berbagai wilayah di Indonesia. 

"Ini semua harus dihilangkan agar barang bisa sampai ke konsumen dan transaksi ekonomi bisa dilaksanakan baik. Sehingga mendukung perputaran kinerja industri manufaktur lebih tinggi," kata Shinta. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement