Sabtu 09 May 2020 16:59 WIB

Sejarah dan Asal Usul Nama Sarinah

Sarinah didirikan Presiden Sukarno dengan mengusung nilai-nilai luhur ekonomi bangsa.

Rep: Muhammad Nusyamsi/ Red: Elba Damhuri
Warga berjalan di kawasan pusat perbelanjaan sarinah yang tutup saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada hari ke dua di DKI Jakarta, Sabtu (11/4). DKI Jakarta masih menjadi pusat episentrum COVID-19 di Indonesia
Foto: Prayogi/Republika
Warga berjalan di kawasan pusat perbelanjaan sarinah yang tutup saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada hari ke dua di DKI Jakarta, Sabtu (11/4). DKI Jakarta masih menjadi pusat episentrum COVID-19 di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID -- Nama Sarinah kembali mencuat ke permukaan. Ini terutama setelah Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengubah dan mentransformasi Sarinah menjadi pusat kekayaan produk buatan dalam negeri dan episentrum pertumbuhan ekonomi.

Presiden Joko Widodo menginginkan agar Sarinah kembali ke khittah pertamanya sebagai jendela dan wahana bagi dunia usaha nasional.  

"Pembaharuan perlu dilakukan untuk dapat tetap bersaing, namun dengan tidak meninggalkan nilai sejarah Sarinah," kata Menteri BUMN Erick Thohir, Sabtu (9/5).

Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN akan menjadikan Sarinah kembali mencerminkan nilai-nilai luhur yang diusung oleh pencetusnya yaitu mantan Presiden Sukarno.

Bagaimana Sarinah terbentuk? Dari situs Sarinah (sarinah.co.id) dijelaskan, cikal bakal usaha ritel modern Indonesia, PT Sarinah (Persero), didirikan pada 17 Agustus 1962.

Sarinah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang digagas oleh Proklamator Indonesia, Presiden Soekarno, untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. 

Misi besar tersebut diwujudkan melalui pembangunan Gedung Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta. Peresmian Gedung Sarinah pada 15 Agustus 1966 sekaligus menandai kehadirannya sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia.

Amanat Presiden Soekarno adalah bahwa Sarinah harus menjadi pusat perdagangan dan promosi barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat.

Hingga saat ini Sarinah terus menjunjung tinggi komitmennya untuk mendukung kemajuan produk-produk usaha kecil, menengah, dan koperasi.

Merespons kebutuhan konsumen yang beragam, di usianya yang kini lebih dari lima dekade, Sarinah telah melebarkan sayap usaha dengan menelurkan sejumlah anak usaha. 

Peran aktif Sarinah sebagai mitra menjangkau perajin tradisional di pelosok, koperasi di berbagai desa dan kota, hingga desainer busana ternama di ibu kota. 

Di sisi lain, kegiatan perdagangannya telah mencakup aktivitas ekspor dan impor beragam komoditas dan mebel.Produk-produk tersebut turut melengkapi etalase sejumlah gerai Sarinah di Jakarta, Semarang, dan Malang.

Nama Sarinah sendiri diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa sang pengasuh menginspirasi penyematan nama tersebut.

Becermin pada sosok istimewa tersebut, Sarinah bertekad untuk terus menjalankan misinya sebagai mitra tepercaya bagi usaha kecil sekaligus duta bagi kekayaan budaya Indonesia di dunia internasional melalui produk-produk yang dikembangkan dan dipasarkannya.

Kini, Menteri BUMN Erick Thohir ingin mengembalikan nilai-nilai luhur tinggi Sarinah seperti yang diamanahkan Bapak Proklamator Indonesia, Sukarno. 

 

sumber : Sarinah.co.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement