REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11 penumpang dari penerbangan repatriasi di Bandara Soekarno-Hatta kemarin (7/5) terdeteksi reaktif virus corona atau Covid-19. Meskipun banyak penerbangan yang datang bersamaan pada kemarin, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan sudah melakukan sesuai prosedur.
"Seluruh pemangku kepentingan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta berkoordinasi intensif dan berkomitmen dalam menjalankan prosedur keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat di tengah pandemi Covid-19," kata Senior Manager Branch Communication dan Legal Bandara Internasional Soekarno-Hatta Febri Toga, Jumat (8/5).
Febri mengakui, pada 7 Mei 2020 sebanyak 400 penumpang mendarat bersamaan yang merupakan dari penerbangan pemulangan warga negara Indonesia (WNI). Dia menegaskan seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta tetap mengawal agar prosedur tetap dijalankan.
"Salah satu prosedur yang dijalankan adalah pemeriksaan rapid test oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terhadap penumpang di dalam penerbangan repatriasi WNI yang baru mendarat di Soekarno-Hatta," jelas Febri.
Ketika mendarat di Soekarno-Hatta, Feberi mengatakan, penumpang pesawat di dalam penerbangan repatriasi diwajibkan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) dan pemeriksaan suhu tubuh. Begitu juga dengan menjalani rapid test untuk pendeteksian dini terkait Covid-19.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta Anas Ma’ruf mengatakan 11 penumpang yang reaktif virus korona tersebut merupakan ABK kapal pariwisata di luar negeri. "Kan banyak WNI yang bekerja di kapal pesiar di luar negeri. Sekarang karena korona kapalnya nggak jalan jadi mereka pada kembali ke negara masing-masing, jelas Anas.
Dia mengatakan ABK dari kapal tersebut yang datang melalui penerbangan kemarin berasal dari berbagai daerah. Hanya saja, kedatangn WNI tersebut menggunakan pesawat charter dari Italia.
Anas nemastikan hingga saat ini, bandara Soekarno-Hatta masih sepi karena hanua orang ekspatriasi yang datang. Anas memastikan penerbangan domestik masih sepi sebab seperti maskapai Garuda Indonesia baru menjalankan tiga rute.