Kamis 07 May 2020 08:12 WIB

Petugas, TRC, Penyemprotan dan Pemakaman Jalani Rapid Test

Rapid test untuk meyakinkan tidak ada reaktif Covid-19 bagi petugas di garda depan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto.

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Rapit test dilakukan ke petugas-petugas dari Tim Reaksi Cepat, penyemprotan dan pemakaman jenazah BPBD Kabupaten Sleman. Kepala Pelaksana BPBD, Joko Supriyanto mengatakan, test itu untuk memastikan kondisi mereka.

"Kegiatan ini untuk meyakinkan tidak ada reaktif Covid-19 bagi petugas yang berada di garda depan," kata Joko di Aula Unit I Pemkab Sleman, Rabu (6/5),

Ia menerangkan, ada 61 orang yang dilakukan test pertama dari total petugas sekitar 70 orang. Kemudian, 10 hari mendatang akan dilaksanakan kembali tes ulang kepada mereka.

Hal ini penting dilakukan karena mereka bertugas di garda depan yang selalu terjun lapangan. Sehingga, harus betul-betul dipastikan jika tidak ada yang terkena Covid-19.

Joko menerangkan, mereka merupakan petugas yang hampir setiap hari melakukan penyemprotan dan pemakaman jenazah masyarakat umum yang bukan karena positif Covid-19. Tapi, sebagai antisipasi dimakamkan dengan standar Covid-19.

Meski begitu, petugas ini juga siap bila ditugaskan untuk memakamkan jenazah Covid-19 karena sudah dilakukan pelatihan. Menurut Joko, sebenarnya protap pemakaman penanganan jenazah Covid-19 dari RS sudah aman dari virus.

Jadi, ia merasa, petugas-petugas minim kemungkinan terkontaminasi, terlebih mereka menggunakan APD lengkap. Karenanya, masyarakat tidak perlu takut, apalagi sampai menolak jenazah positif maupun meninggal yang bukan Covid-19.

"Karenanya, rapid test dilakukan agar meyakinkan dalam bertugas mereka tidak membahayakan masyarakat dan keluarganya," ujar Joko.

Salah satu petugas pemakaman jenazah, Sigit menuturkan, pada awalnya memang sempat takut melaksanakan tugas dan mengkhawatirkan keluarga. Tapi, dukungan keluarga dan tetangga-tetangga justru menguatkannya melaksanakan tugasnya.

Saat ini, Sigit sendiri membatasi pergaulannya, sehingga tidak memberikan rasa khawatir kepada lingkungan. Ia berpendapat, walaupun sudah dilengkapi APD lengkap, tapi kehati-hatian tetap diperlukan selama bertugas.

"Pada awalnya memakai APD dirinya merasa cukup gerah, tapi karena ketugasan mewajibkan memakai APD lama-kelamaan bisa terbiasa dan bisa tahan, sehingga tidak menggangu dalam melaksanakan tugas di lapangan," kata Sigit.

Setelah selesai dilaksanakan rapid test, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengungkapkan, semua petugas menunjukkan hasil yang nonreaktif. Karenanya, mereka bisa melaksanakan tugas dengan penuh semangat.  "Alhamdulillah negatif semua," ujar Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement