Selasa 28 Apr 2020 19:53 WIB

TNI Gandeng Kampus Cari Vaksin Covid-19

Semua falitas kesehatan milik TNI disiapkan untuk rusukan pasien Covid-19.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham Tirta
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Sisriadi.
Foto: dok. Puspen TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Sisriadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Sisriadi menyebutkan, pihaknya tengah bekerja sama dengan perguruan tinggi melakukan penelitian dan pengembangan vaksin, serum atau obat yang bisa menangkal virus corona. Penelitian itu dilaksanakan di laboratorium kesehatan militer.

"TNI kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan untuk mencari solusi baik itu vaksin maupun serum atau obat yang bisa menangkal virus," kata Sisriadi dalam diskusi daring, Selasa (28/4).

Sisriadi mengungkapkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Kerja sama yang paling utama dilaksanakan dengan Kementerian Kesehatan dari tingkat pusat sampai ke unsur yang paling depan di daerah.

"Di bidang kesehatan kuratif, TNI menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk memperkuat kapasitas perawatan pasien, sedangkan dibidang kesehatan preventif, TNI membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat secara door to door," jelas Sisriadi.

Selain itu, TNI kini tengah meningkatkan kapasitas 109 fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh ketiga matra di seluruh daerah. Itu dilakukan agar fasilitas kesehatan tersebut dapat dipergunakan untuk penanganan Covid-19 di daerah.

"TNI meningkatkan kapasitas 109 fasilitas pelayanan kesehatan TNI matra darat, laut, dan udara. Sekarang dimulai peningkatan kesehatan agar dapat dijadikan rumah sakit rujukan di daerah," ujar Sisriadi.

Selain itu, kata dia, TNI juga melakukan langkah antisipasi kemungkinan adanya rumah sakit khusus di daerah yang memerlukan operator dari TNI. Untuk memenuhi sumber daya manusia, TNI siap mengerahkan tenaga medis dan paramedis yang masih ada di satuan-satuan lapangan.

"TNI selalu berpikir yang terburuk yang harus disiapkan, terutama dalam kondisi seperti sekarang. Kita lihat kurva perkembangan Covid-19," kata dia.

Menurut dia, ada sedikit laju penurunan penambahan jumlah kasus, namun itu belum meyakinkan. "Karena ini masih dalam jangka pendek. Kita masih harus siapkan kondisi terburuk," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement