REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbitan sukuk tahun ini akan tergantung pada kondisi pasar di tengah pandemi Covid-19 dan pemulihannya. Manager Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Fikri C Permana menyampaikan Pefindo memproyeksikan penurunan penerbitan surat utang untuk korporasi, termasuk sukuk.
"Secara umum, kami melihat ada penurunan proyeksi penerbitan total surat utang korporasi di tahun ini," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (22/4).
Pefindo tidak punya proyeksi khusus untuk sukuk. Hal ini dikarenakan secara spesifik, sulit untuk melakukan diferensiasi antara sukuk dan obligasi konvensional, kecuali dari keinginan penerbitnya sendiri.
Untuk asumsi optimistis, Pefindo memproyeksikan ada penurunan 13 persen dari prediksi di awal tahun. Sedangkan untuk level moderat, kemungkinan ada penurunan 24 persen. Pada level pesimis, penurunannya kemungkinan bisa mencapai 35,7 persen.
Fikri mengatakan ini merupakan adaptasi perusahaan terhadap keadaan new normal karena pandemi. Sehingga perusahaan penerbit atau issuer bersikap wait and see untuk masuk ke pasar surat utang.
Perusahaan perlu beradaptasi terhadap iklim bisnis yang baru yang juga mendorong perubahan cashflow mereka. Disamping itu, bagi perusahaan yang telah listing, penurunan harga saham juga mendorong perubahan nilai perusahaan.
"Disaat yang sama, peningkatan cost of fund baik dalam bentuk yield dan kupon menjadikan mereka mesti menghitung dengan lebih cermat cashflow masa mendatang," katanya.
Bagi pembeli atau pasar penyerap surat utang, risiko cashflow disaat pandemi ini menjadikan mereka juga akan lebih selektif. Disertai adanya kemungkinan terjadinya adverse selection dan moral hazard dalam memilih instrumen surat utang yang akan dibeli.