Ahad 19 Apr 2020 10:02 WIB

BI Tekankan Pentingnya Kerja Sama Global Hadapi Covid-19

BI menekankan pentingnya peran bauran kebijakan kesehatan, fiskal, dan moneter.

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan stabilitas ekonomi terkini dalam menghadapi wabah Covid-19 pada akhir Maret 2020. Dalam Pertemuan Musim Semi IMF-World Bank secara virtual pada 14-16 April 2020, BI menyatakan pentingnya kerja sama global menghadapi Covid-19.
Foto: Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan stabilitas ekonomi terkini dalam menghadapi wabah Covid-19 pada akhir Maret 2020. Dalam Pertemuan Musim Semi IMF-World Bank secara virtual pada 14-16 April 2020, BI menyatakan pentingnya kerja sama global menghadapi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik multilateral dan regional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global di tengah tekanan akibat Covid-19. BI juga mendukung implementasi respons bauran kebijakan yang terkoordinasi, baik dari sisi fiskal, moneter, dan struktural untuk memitigasi dampak Covid-19 pada ekonomi.

Hal itu disampaikan pada rangkaian Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (IMF-World Bank) yang diselenggarakan secara virtual pada 14-16 April 2020. Konferensi diikuti oleh para gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari berbagai negara.

Baca Juga

Pada rangkaian Pertemuan Musim Semi tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan kesehatan, fiskal, dan moneter. Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga ketahanan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global, termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi.

"Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G-20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis yang disebabkan Covid-19 sebagai referensi respons kebijakan untuk memitigasi dampak wabah Covid-19," kata Perry, seperti dilansir dalam keterangan pers, akhir pekan ini.

Pertemuan tersebut juga membahas dampak merebaknya Covid-19 terhadap risiko pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi Covid-19, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus.

Risiko lain yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan pada sektor finansial, pasokan barang, kegiatan perdagangan, dan kepercayaan. IMF memprakirakan ekonomi dunia akan kontraksi dan menekankan pentingnya respons kebijakan yang tepat untuk menghadapinya.

IMF memprakirakan perekonomian global tumbuh -3,0 persen pada 2020, turun dari 2,9 persen pada 2019. Selanjutnya, ekonomi global akan pulih secara bertahap dan tumbuh 5,8 persen pada 2021.

Hal itu seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali normal dengan dukungan kebijakan yang telah dilakukan negara-negara anggota. Menghadapi kondisi tersebut, IMF menegaskan pentingnya upaya mengatasi Covid-19 melalui kebijakan di bidang kesehatan yang disertai dengan langkah-langkah dalam memitigasi dampak ekonomi.

Langkah tersebut dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, keuangan, kerja sama internasional (multilateral dan regional), peningkatkan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement