Rabu 15 Apr 2020 22:43 WIB

Bentrok TNI-Polri, Pengamat: Harus Temukan Embrio Konflik

Yang bisa menyelesaikan konflik adalah TNI dan Polri sendiri.

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah kiri) dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (tengah kanan) berfoto bersama dengan prajurit TNI dan Polri.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah kiri) dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (tengah kanan) berfoto bersama dengan prajurit TNI dan Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan TNI dan Polri diminta segera menemukan embrio konflik yang terjadi di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, Ahad (12/4). Tujuannya agar tidak ada lagi pertikaian antara aparat keamanan di kemudian hari.

"Pimpinan mereka harus temukan apa embrio kejadian konflik tersebut agar dapat membuat konklusi yang tepat," ujar Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Kertopati, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/4).

Bentrokan antara anggota TNI dengan Polri di melibatkan anggota Polres Mamberamo Raya dengan Satgas Yonif 755. Bentrokan itu terjadi karena kesalahpahaman.

Menurut Susaningtyas, saat ini semestinya tidak lagi terjadi konflik antaroknum TNI-Polri. Mengingat, perebutan kekuasaan akan memunculkan ruang perdebatan yang menjurus pada perang urat syaraf. Akibatnya sedikit saja kepleset sangat mungkin bakal tragedi permusuhan. Sehingga hal ini harus diantisiapasi jauh-jauhhari.

Susaningtyas menyebut, pihak yang dapat mencegah dan menanggulangi ini adalah TNI-Polri sendiri. "Secara kekinian TNI harus menjaga tertatanya dengan baik mulai dari integrasi sistem informasi, interoperability sistem informasi hingga composability sistem informasi," ungkapnya.

Semua cara itu, kata Susaningtyas, dilakukan agar informasi perkembangan keadaan yang ada dapat terintegrasi dan diterima dgn tepat cepat oleh prajurit. Terutama, kata dia, prajurit yang berada dilapangan sehingga tak ada kesalah pahaman. Sebab konflik TNI-Polri yang kerap terjadi berulang-ulang meski dengan latar masalah yang berbeda, tentu dapat menghambat capaian maksimal yang diharapkan bangsa ini.

"Jika oknum TNI Polri berkonflik akan menghambat capaian maksimal yang kita harapkan itu," tegas Susaningtyas.

Sebelumnya, Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cendrawasih telah membentuk tim gabungan untuk lidik kesalahpahaman aparat TNI-Polri tersebut. Akibat bentrokan memalukan itu tiga Anggota Polres Mamberamo Raya meninggal dunia. Ketiga korban meninggal adalah Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement