Kamis 09 Apr 2020 12:33 WIB

Bulog Targetkan Serap Gabah 577 Ribu Ton Selama Panen Raya

Pada puncak panen raya April ini, ditargetkan penyerapan gabah sebanyak 222 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani sedang panen padi. ilustrasi
Foto: Kementan
Petani sedang panen padi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Pangan, Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah petani selama musim panen raya pertama 2020 sebesar 577 ribu ton setara beras. Target penyerapan itu untuk pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan dalam operasi pasar maupun bantuan sosial bagi masyarakat.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, pada puncak panen raya bulan April ini, ditargetkan penyerapan gabah sebanyak 222 ribu ton setara beras. Selanjutnya, memasuki Mei pengadaan ditarget 207 ribu ton dan terakhir di bulan Juni sebesar 148 ribu ton.

Baca Juga

"Jumlah target penyerapan atau pengadaan itu setara 61 persen dari target pengadaan CBP 2020 sebesar 950 ribu ton," kata Budi dalam Rapat Kerja Virtual bersama Komisi IV DPR, Kamis (9/4).

Ia menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya, Bulog tak selalu menyerap dalam bentuk gabah, namun beras siap konsumsi dari para mitra Bulog di berbagai sentra padi. Mulai tahun ini, Bulog akan menyerap hasil petani sepenuhnya dalam bentuk gabah kering giling (GKG).

Strategi itu diterapkan untuk meminimalisasi risiko kerusakan. Sebab, jika bulog menyimpan dalam bentuk beras dengan waktu lama akan mudah rusak sehingga menimbulkan penyusutan beras yang berimbas pada berkurangnya nilai beras.

"Gabah dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama serta memperoleh beras yang segar dengan kualitas premium," ujarnya. 

Selanjutnya, kata Budi, pihaknya akan mengoptimalkan Unit Pengolahan Beras aktif dan satuan kerja di setiap wilayah untuk kegiatan penyerapan dan pengolahan gabah. Di sisi lain, Bulog juga selalu terbuka untuk bekerja sama dengan penggilingan swasta dalam pengolahan gabah dengan prinsip saling menguntungkan.

Budi menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan calon pemasok gabah atau beras ke Bulog. Pemetaan itu memperhatikan kapasitas produksi, luasan pembinaan petani, varietas gabah, serta harga. Hal itu dilakukan agar penyerapan gabah oleh Bulog dapat lebih tertib.

"Kita juga akan membekali para personel satuan kerja dengan keterampilan dan peralatan pengukuran kualitas gabah yang akan dibeli," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement