REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan pelat merah berjuang mencari kebutuhan medis untuk penanganan Korona di Indonesia. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan sejumlah kementerian, termasuk Kementerian BUMN mencari logistik yang berhubungan dengan penanganan corona, mulai dari alat pelindung diri (APD), masker, hingga Polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab.
"Sekitar sebulan lalu atas insiatif Pak Erick Thohir, (BUMN) mencarikan alat yang jadi kebutuhan kita semua," ujar Arya saat jumpa pers bersama BNPB di Jakarta, Rabu (8/4).
Arya menyebut keberadaan PCR sangat penting dalam mendeteksi masyarakat yang positif terpapar virus corona. Arya menyebut tes swab PCR memiliki akurasi yang jauh lebih tepat ketimbang menggunakan rapid test. Meski sudah ada alat PCR, Arya belum belum cukup memenuhi kebutuhan. Oleh karenanya, BUMN berusaha mencarikan tambahan alat PCR.
"Kita tahu ada kekurangan jumlah alat (PCR) sehingga proses tes lab dari corona memang agak lambat, jadi laporannya juga lambat," ucap Arya.
Erick, kata Arya, sejak tiga pekan lalu meminta BUMN berjuang sekuat tenaga mencarikan alat PCR. Arya menyebut proses mendatangkan alat PCR tidak mudah mengingat banyaknya negara yang juga membutuhkan.
"Kita tahu saat ini di dunia, hampir semua negara 'bertempur' mencari alat, obat, bahan baku, dan PCR tentu yang paling banyak dicari karena bisa mengetahui positif atau tidak," ungkap Arya.
Arya mengatakan kegigihan ini membuahkan hasil. BUMN berhasil membeli alat PCR dari perusahaan farmasi Roche dari Swiss. Arya menyampaikan alat PCR sudah mulai tiba di Indonesia pada Sabtu lalu.
Arya menyampaikan terdapat dua alat RNA Extractor Automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari. Dengan demikian, satu alat memiliki kapasitas 500 spesimen per hari. Selain itu, kata Arya, BUMN juga telah mendatangkan 18 lightcycle untuk detector PCR dengan kapasitas 500 tes per hari.
"Jadi dengan alat ini kalau sudah terinstal (semua) maka satu hari akan bisa mencapai 9 ribu sampai 10 ribu tes per hari. Kecepatan mengetahui positif atau negatif juga sangat tinggi," lanjut Arya.
Arya menyampaikan, dengan memanfaatkan alat tersebut, proses deteksi bisa mencapai 300 ribu tes per bulan. Alat PCR sudah terpasang di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Selain di Jakarta, lanjut Arya, BUMN bersama Gugus Tugas Penanganan Korona juga akan mendistribusikan PCR ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua.