Sabtu 04 Apr 2020 06:56 WIB

BPBD Lebak Waspadai Bencana dalam 24 Jam

Lebak menghadapi cuaca ekstrem yang disertai hujan lebat, angin kencang dan petir.

Ilustrasi Banjir.
Foto: republika
Ilustrasi Banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK --  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mewaspadai bencana alam di daerah itu dalam 24 jam. Lebak menghadapi cuaca ekstrem yang disertai hujan lebat, angin kencang dan sambaran petir.

"Semua petugas kebencanaan dan relawan berada di posko utama untuk melayani masyarakat jika terjadi bencana alam," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Jumat (3/4).

Baca Juga

Diprakirakan cuaca ekstrem berlangsung satu pekan ke depan. Masyarakat diminta mewaspadai bencana banjir, longsor, pergerakan tanah dan angin kencang.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak menjadikan daerah langganan bencana alam jika menghadapi cuaca ekstrem. Bahkan, awal Tahun 2020 diterjang banjir bandang dan longsor hingga dilaporkan sembilan orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.

Selain itu juga infrastruktur jembatan, sekolah, pesantren, tempat ibadah hingga perumahan rusak berat hingga hanyut. BPBD Lebak mewaspadai cuaca ekstrem tersebut untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Kami bergerak cepat melayani evakuasi pertolongan warga jika sewakti-waktu terjadi bencana alam," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, saat ini, warga yang rawan terdampak bencana alam,karena mereka tinggal di pemukiman yang lokasinya berdekatan dengan bantaran sungai, perbukitan dapat pegunungan,termasuk di wilayah hutan konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Selama ini, warga yang tinggal di daerah itu jika curah hujan tinggi maka sebaiknya mengungsi ke lokasi yang lebih aman dan nyaman. "Kami minta warga tetap waspada agar tidak menjadi korban bencana alam sehubungan memasuki cuaca ekstrem itu," katanya.

Ia menyebutkan, BPBD Lebak menyiapkan peralatan evakuasi guna menyelamatkan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana banjir dan longsor. Peralatan evakuasi itu, di antaranya perahu karet, pakaian pelampung, genset, gas,kendaraan operasional dan alat berat.

Selain itu juga tenda, persediaan logistik dan obat-obatan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan serangan penyakit. "Kami mengutamakan penanganan keselamatan sehingga peralatan evakuasi itu harus dalam kondisi baik," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement