REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah ditargetkan menjadi BUKU III pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk, (Persero) BNI, Melly Meilana menyampaikan kinerja positif anak usaha, bank syariah memungkinkan hal tersebut.
"Kami bersyukur, dengan kinerja yang positif dari tahun ke tahun serta dukungan induk dalam memberikan infrastruktur serta permodalan yang kuat, BNI Syariah dapat naik kelas menjadi Bank BUKU III pada tahun 2020 ini," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (2/3).
BNI berharap, dengan menjadi Bank BUKU III, BNI Syariah dapat memberikan pelayanan lebih baik lagi kepada masyarakat. Selain itu menjadi lebih optimal dalam mendukung program pemerintah khususnya program keuangan berbasis syariah.
Ia juga menyampaikan, sesuai dengan rencana kerja BNI, rencana penambahan modal BNI Syariah sebesar Rp 255,594 miliar dilakukan dalam bentuk penambahan modal non tunai. Yakni dengan pemberian salah satu aset tetap BNI di Pejompongan.
"Selanjutnya aset tersebut akan dimanfaatkan sebagai kantor pusat BNI Syariah sehingga BNI Syariah dapat lebih optimal dalam menjalankan operasional perusahaannya," katanya.
Ia menyadari bahwa saat ini seluruh dunia sedang menghadapi wabah virus Covid-19. Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak. Presiden telah menyampaikan stimulus ekonomi dalam menghadapi wabah dunia ini.
Sehingga untuk saat ini, dari sektor finansial, BNI akan fokus mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan beberapa rencana kerja yang saat ini sedang disusun. Tujuan penanaman modal dilakukan dalam rangka mendukung penguatan permodalan PT Bank BNI Syariah.
Menurut laporan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia, penyetoran modal setara dengan 100 persen dari seluruh saham baru yang dikeluarkan dengan nominal sebesar Rp 255,594 miliar yang disetor secara non tunai yaitu dalam bentuk aset tetap tidak bergerak (inbreng).
Struktur kepemilikan modal BNI di BNI Syariah setelah transaksi yakni tetap pada porsi 99,94 persen dengan nominal saham yang dimiliki sebesar Rp 2,755 triliun, dari sebelumnya Rp 2,5 triliun. Porsi BNI Life Insurance sebesar 0,05 persen atau Rp 1,5 miliar.
Transaksi ini tidak mengakibatkan perubahan pengendalian pada PT Bank BNI Syariah. Rencana transaksi juga telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Perseroan Tahun 2020.