REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Meski arus mudik dari Jakarta mengalami peningkatan sejak dilakukan penutupan sebagian besar tempat usaha, namun penumpang Kereta Api (KA) justru mengalami penurunan. Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto, menyebutkan penurunan jumlah penumpang tersebut terjadi karena memang diberlakukan pembatasan penumpang oleh PT KAI.
''Sejalan dengan kebijakan social distancing, PT KAI memang menerapkan kebijakan pengurangan jumlah penumpang dalam satu gerbong. Karena itu, jumlah penumpang KA juga mengalami penurunanan,'' jelasnya, Jumat (27/3).
Dia menyebutkan, pada hari-hari biasa jumlah penumpang KA yang turun di stasiun wilayah Daop 5 Purwokerto, mencapai lebih dari 5.000 orang per hari. Namun sejak tanggal 20 Maret, jumlah penumpang turun berkisar antara 1.000 hingga 2.000 orang. ''Demikian juga untuk penumpang naik, yang biasanya berkisar sekitar 5.000, juga turun menjadi sekitar 1.000-2.000 orang,'' katanya.
Dia menyebutkan, jumlah penumpang ini diperkirakan akan mengalami penurunan lebih banyak lagi mengingat mulai 2 April 2020, jumlah KA yang dibatalkan perjalanannya akan semakin banyak. Kebijakan pengurangan perjalanan KA ini, berlaku hingga 17 Juni 2020.
Menurutnya, mulai 2 April akan cukup banyak KA yang dinonaktifkan sementara. Termasuk KA jarak jauh yang melintas di stasiun-stasiun wilayah Daop 5 Purwokerto. ''Secara keseluruhan, PT KAI akan mengurangi jumlah perjalanan kereta api hingga 19,4 persen. Ada 103 perjalanan KA yang mulai 2 April 2020 dibatalkan perjalanannya,'' jelasnya.
Secara rinci, perjalanan KA yang dibatalkan hingga saat ini terdiri dari 72 KA Jarak Jauh dan 31 KA Lokal, atau total 103 perjalanan KA. ''Dengan demikian, jumlah perjalanan KA yang masih beroperasi hanya tersisa sebanyak 429 KA dengan rincian 182 KA Jarak Jauh dan 247 KA Lokal,'' katanya.
Khusus untuk KA yang melintas di stasiun wilayah Daop 5, Supriyanto menyebutkan, dengan kebijakan terbaru tersebut, total ada 32 perjalanan KA yang dibatalkan. KA yang dibatalkan, terdiri dari KA Gayabaru Malam Selatan relasi Surabaya Gubeng-Purwokerto- Pasarsenen, KA Bogowonto relasi Lempuyangan-Pasar Senen, KA Gajahwong relasi Lempuyangan-Pasar Senen, KA Sawunggalih relasi Kutoarjo-Pasarsenen, KA Sancaka Utara relasi Kutoarjo-Surabaya Pasar Turi, KA Kutojaya Utara relasi Kutoarjo-Jakarta Kota, KA Kutojaya Selatan relasi Kutoarjo-Kiaracondong, dan KA Logawa relasi Purwokerto-Jember.
Selain itu, juga KA Taksaka Pagi relasi Yogyakarta-Gambir, KA Taksaka Malam relasi Yogyakarta-Gambir, KA Fajar Utama Yogya relasi Yogyakarta-Pasarsenen, KA Senja Utama Yogya relasi Yogyakarta-Pasarsenen, KA Lodaya Pagi relasi Solo-Bandung, KA Lodaya Malam relasi Solo-Bandung, dan KA Bandara Yogya relasi Kebumen-Yogyakarta pp
Sedangkan perjalanan KA-KA yang menuju Jakarta lewat Bandung yang perjalanannya dibatasi hanya sampai Bandung, antara lain KA Argo Wilis relasi Surabaya Gubeng-Bandung, KA Mutiara Selatan relasi Surabaya Gubeng-Bandung, KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung, dan KA Malabar relasi Malang-Bandung.
Sehubungan dengan pembatalan perjalanan sejumlah KA tersebut, Supriyanto menyatakan, PT KAI akan menghubungi penumpang yang sudah memesan tiket. ''Penumpang dipersilakan untuk mengalihkan perjalanannya ke KA lain, atau melakukan pembatalan perjalanan,'' katanya.
Dia menyebutkan, penumpang yang mengalihkan perjalanannya ke KA lain dan mendapat kelas yang sama atau lebih tinggi, tidak akan dikenakan penambahan bea. Sebaliknya, jika dialihkan lalu mendapat kelas yang lebih rendah, PT KAI akan memberikan bea pengembalian di stasiun kedatangan.
''Jika penumpang penumpang memilih untuk membatalkan perjalanan KA, maka PT KAI akan mengembalikan bea secara penuh 100 persen secara tunai. Pembatalan tiket dapat dilakukan di stasiun keberangkatan atau stasiun lain,'' jelasnya.