REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor Pertanian Indonesia kembali mencatat angka peningkatan nilai ekspor produk pertanian pada Februari 2020 yang meningkat sangat tajam. Peningkatan yaitu 22,98 persen bila dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu yaitu Februari 2019 dari 1,97 miliar dolar AS meningkat menjadi 2,42 miliar dolar AS.
Pencapaian ini tidak terlepas dari terobosan Kementerian Pertanian yang dikomandoi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yakni Gerakan Peningkatan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat (GratiEks) dalam mendorong ekspor produk pertanian ke berbagai negara guna meningkatkan peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Hasil nyata dari terobosan ekspor yang diinisiasi oleh Menteri SYL terbukti mampu meningatkan kinerja ekspor pertanian pada awal tahun 2020 secara signifikan. Harapannya dengan Gratieks dalam 5 tahun ke depan, secara bertahap ekspor produk pertanian meningkat 3 kali lipat,” kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementan I Ketut Kariyasa di Jakarta, Selasa (24/3).
Kariyasa mengungkapkan jika volume dan nilai ekspor produk pertanian Februari 2020 meningkat masing-masing 6,12 persen dan 7,46 persen terhadap Januari 2020, yaitu dari 2,88 juta ton meningkat menjadi 3,06 juta ton, dan dari 2,26 miliar dolar AS meningkat menjadi 2,42 miliar dolar AS. Selain itu, selama Januari-Februari 2020 kinerja ekspor produksi juga lebih baik dibandingkan Januari-Februari tahun lalu (2019), yaitu meningkat 11,00 persen, dari 4,21 miliar dolar AS meningkat menjadi US$ 4,68 miliar dolar AS.
Ia juga menambahkan jika pada Februari 2020, surplus neraca perdagangan produk pertanian Indonesia pun mencapai 1,01 miliar dolar dan meningkatkan hampir 40,30 persen dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu (~Februari 2019) yang hanya 717,55 juta dolar AS. Selama Januari-Februari 2020, Surplus neraca perdagangan produksi pertanian sebesar 2,04 miliar dolar AS dan meningkat 20,02 persen dibandingkan Januari-Februari 2019, yang surplusnya sekitar 1,70 miliar dolar AS.
“Di tengah masih lesunya ekspor Indonesia, justru Indonesia tercatat mengalami surplus dalam neraca perdagangan khusus produk pertanian,”ungkap Kariyasa.
Kariyasa juga mengatakan bahwa berbagai upaya terus dilakukan guna meningkatkan peran sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan target peningkatan ekspor tiga kali lipat. Hal ini juga untuk upaya memperbesar kurva nilai ekspor dibandingkan nilai impor dalam menghadapi tantangan isu terkini.
Kementan juga saat ini berpacu dalam mengidentifikasi, mendorong produksi dalam negeri berpotensi ekspor, meningkatkan peran swasta/investor dan kebijakan mempermudah proses eskpor serta melakukan perbaikan dalam sistem layanan karantina, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing, serta melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru.
Kariyasa melanjutkan jika Menteri SYL juga membuat terobosan dengan membangun Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) untuk mendorong petani menerapkan inovasi teknologi berbasis digitalisasi, penggunaan benih varietas unggul baru, perbaikan manajemen pemupukan dan pengairan, penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) secara massif.
“Saat ini fasilitas KUR untuk pembangunan kemajuan pertanian ke depan pun terus digalakkan. Jadi mari seluruh masyarakat kita manfaatkan fasilitas ini,”pukasnya.