Jumat 13 Mar 2020 01:36 WIB

Dibanding Subsidi Tiket Pesawat, Lebih Baik Fokus Corona

Harus ada upaya untuk mencegah pelambatan ekonomi.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
M. Nabil Haroen, (istimewa)
Foto: istimewa
M. Nabil Haroen, (istimewa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Pemerintah Indonesia menggelontorkan Rp 443,39 miliar untuk diskon 30 persen tiket pesawat ke 10 destinasi wisata menuai polemik. Sebelumnya, pemerintah juga dikabarkan akan menggelontorkan Rp 72 triliiun kepada influencer perjalanan untuk mempromosikan pariwisata yang tengah lesu karena wabah Corona.

Menanggapi itu, Anggota Komisi IX DPR RI Nabil Haroen menyatakan, pemerintah seharusnya fokus terhadap penanganan pasien terdampak virus corona dan peningkatan pelayanan kesehatan. Pemerintah Indonesia harus punya prioritas untuk menangani persebaran virus corona dengan peningkatan pelayanan kesehatan. 

"Anggaran sebaiknya difokuskan untuk pencegahan persebaran virus, penyembuhan pasien, serta langkah-langkah lanjutan untuk menekan korban terdampak virus corona," tegas Politikus PDI Perjuangan, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/3).

Kemudian, kebijakan pengobatan gratis bagi pasien terdampak corona itu harus dikawal. Menteri Kesehatan menyatakan pemerintah menanggung seluruh biaya perawatan pasien yang terinfeksi virus corona. Kata Nabil, Kebijakan ini harus dikawal, agar implementasinya betul-betul dirasakan warga. Jangan sampai ada misleading dan salah persepsi dalam eksekusinya pada pelayanan kesehatan/perawatan pasien.

"Kebijakan ini juga membutuhkan anggaran besar, serta tenaga ekstra dari tenaga medis. Harus ada pengawalan, kalkulasi anggaran serta informasi yang jelas ke publik," katanya. 

Selanjutnya terkait pelambatan ekonomi dampak dari persebaran virus corona. Memang, kata Nabil, harus ada upaya untuk mencegah pelambatan ekonomi, khususnya dampak dari persebaran virus corona.

"Tapi, saya kira banyak negara mengalami hal yang sama. Ini krisis global yang dirasakan hampir semua negara. Tapi, jangan sampai salah langkah hingga kriris yang lebih besar," ujarnya. 

"Negara Italia dan Iran harus jadi contoh, jangan sampai negara kita lockdown karena persebaran virus corona. Kalau seperti itu, diskon tiket pesawat dan insentif anggaran untuk pariwisata tidak ada gunanya, karena pasti wisatawan akan menunda perjalanan," tambahnya.

Lebih lanjut, Nabil menyatakan, Pemerintah Indonesia harus meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk proaktif mencegah penularan/persebaran virus corona. Mereka yang baru perjalanan dari luar negeri, dari negara-negara yang tingkat infeksi virus corona tinggi, harus melapor ke rumah sakit yang dirujuk ke pengobatan corona.

"Bila perlu mengurangi kegiatan-kegiatan berkumpul dengan massa dalam jumlah besar, yang kita tidak tahu apakah steril dari virus atau tidak. Intinya kita perlu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, meski tidak boleh panik di tengah krisis penyakit ini," pintanya.

Selain itu, kata Nabil, pemerintah dengan beberapa unit di bawahnya, harus terus menerus bekerja keras untuk mengatasi persebaran virus corona ini. Dengan peningkatan layanan kesehatan, serta pemberian informasi yang akurat dari satu pintu untuk menumbuhkan kepercayaan dan kejelasan petunjuk/mekanisme mengatasi persebaran virus bagi warga Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement