REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyampaikan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi tidak terganggu oleh isu wabah Korona. Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri BUMN yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor SE-1/MBU 03/2020 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Dalam arahannya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta Pupuk Indonesia menjaga ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani.
Untuk itu, Wijaya mengimbau para distributor, pemilik kios maupun karyawan produsen pupuk untuk tetap tenang, menjaga kondisi kesehatan dan mengikuti anjuran-anjuran pencegahan penyebaran virus Korona sehingga para petani juga terlindungi.
"Kami berkomitmen menjaga proses distribusi pupuk bersubsidi tetap berjalan dengan lancar," ujar Wijaya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Rabu (4/3).
Wijaya juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya dengan menjaga pola hidup sehat. Wijaya menyampaikan, dalam menjalankan penugasan PSO, Pupuk Indonesia Grup mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam Permendag Nomor 15/2013 yang menyebut bahwa pada saat musim tanam, stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan hingga tiga minggu.
Namun, lanjut Wijaya, untuk mengindari kelangkaan pupuk dan agar petani lebih mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia meningkatkan ketersedian stok hingga baik di lini III (Gudang yang berlokasi di Kabupaten) dan Lini IV (Kios Resmi).
Selain itu, ucap Wijaya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah, stok pupuk bersubsidi yang disalurkan oleh Pupuk Indonesia disesuaikan berdasarkan alokasi pupuk di masing-masing provinsi.
"Tercatat hingga 29 Februari 2020, Pupuk Indonesia Grup telah menyalurkan 1.619.476 ton pupuk bersubsidi yang terdiri dari 784,547 ton Urea, 479,321 ton NPK, 136.490 ton SP-36, 140.954 ton ZA, dan 78.164 ton Organik," kata Wijaya menambahkan.