Senin 02 Mar 2020 21:22 WIB

Uang Beredar Januari 2020 Capai Rp 6.046,7 Triliun

Uang beredar dalam arti luas tumbuh 7,1 perse atau Rp6.046,7 triliun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Petugas mengitung uang rupiah
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia merilis laporan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Januari 2020. Posisi M2 pada Januari 2020 tercatat Rp 6.046,7 triliun atau tumbuh 7,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen (yoy).

Akselerasi pertumbuhan M2 disumbang oleh kenaikan seluruh komponennya, baik komponen uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham. Uang beredar dalam arti sempit (M1) meningkat, dari 7,4 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 7,9 persen (yoy) pada Januari 2020, terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal.

Uang kuasi pada Januari 2020 juga meningkat sebesar 6,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yakni 6,1 persen (yoy). Peningkatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 26,5 persen pada bulan sebelumnya menjadi 31,8 persen (yoy) pada Januari 2020.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 pada Januari 2020 disebabkan oleh akselerasi pertumbuhan aktiva luar negeri bersih. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih meningkat, dari 4,4 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 9,9 persen (yoy).

Di sisi lain, aktiva dalam negeri bersih tumbuh melambat, seiring dengan perlambatan penyaluran kredit serta kontraksi operasi keuangan pemerintah. Kredit pada Januari tumbuh 5,7 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9 persen (yoy).

Sementara itu, operasi keuangan pemerintah tercatat kontraksi sejalan dengan perlambatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus), dari 3,8 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 1,8 persen (yoy) pada bulan laporan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement