Rabu 26 Feb 2020 08:21 WIB

Nilai Dolar AS Turun Akibat Ekspektasi Pemangkasan Bunga Fed

Pemangkasan suku bunga akan menurunkan nilai dolar AS.

Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Dolar AS melemah karena ekspektasi meningkat bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mengurangi tekanan pada ekonomi yang disebabkan oleh virus corona.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Dolar AS melemah karena ekspektasi meningkat bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mengurangi tekanan pada ekonomi yang disebabkan oleh virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (25/2). Hal itu terjadi karena ekspektasi meningkat bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mengurangi tekanan pada ekonomi yang disebabkan oleh virus corona.

Dolar AS melonjak minggu lalu ke level tertinggi dalam beberapa tahun karena virus menyebar lebih lanjut di seluruh dunia. Pada saat itu, investor menganggap semua aset AS sebagai safe havens.

Baca Juga

Tetapi indeks dolar AS telah jatuh minggu ini karena safe havens lainnya telah naik. Para manajer uang sekarang berpikir The Fed mungkin lebih cenderung untuk menurunkan suku bunga karena memiliki ruang paling banyak untuk melakukannya.

Pemotongan suku bunga bersifat inflasi, menurunkan nilai dolar AS.

Harapan bahwa Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Juni berada di 78,3 persen pada Selasa, menurut alat FedWatch CME Group. Alat yang sama menunjukkan peluang 4,1 persen bahwa suku bunga akan berada dalam kisaran 150-175 basis-poin saat ini pada Desember, turun dari 28,6 persen sebulan lalu.

"Potensi kejatuhan ekonomi dari virus yang dapat menggagalkan penopang AS telah memperlambat reli dolar AS ke tertinggi tiga tahun," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, dolar AS tergelincir 0,401 persen menjadi 98,939, setelah mencapai level tertinggi tiga tahun mendekati 100 pada pekan lalu. Indeks turun sejalan dengan imbal hasil acuan obligasi 10-tahun AS, yang mencapai titik terendah sepanjang masa, didorong oleh permintaan safe-haven. Pelarian ke tempat yang aman itu juga membuat indeks saham AS jatuh, dengan tiga indeks utama Wall Street turun hampir dua persen pada Selasa.

Terhadap euro, dolar sedikit melemah, terakhir turun 0,28 persen pada 1,088 dolar AS. Indikator pasar untuk volatilitas tersirat dalam euro/dolar berkurang pada Selasa (25/2/2020) setelah naik ke level tertinggi sejak Oktober pada Senin. Yen menguat 0,61 persen pada 110,04 per dolar. Yuan China terakhir menguat 0,11 persen pada 7,028 per dolar AS di pasar luar negeri, setelah naik ke tertinggi lima hari di awal sesi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement