REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan besaran potensi wisatawan mancanegara (wisman) atau turis dari China. Meski berpotensi besar, kata Luhut, Indonesia belum maksimal menggarap pasar turis China.
Luhut menyebut jumlah turis asal China di seluruh dunia mencapai 173 juta dengan prakiraan nilai sebesar 270 miliar dolar AS. Dari 173 juta turis China, Indonesia baru bisa menggaet sekira 2 juta turis dari China atau tertinggal dibanding negara lain seperti Singapura dan Jepang yang berhasil mendatangkan 6 juta turis dari China. Luhut menilai capaian minim ini tak lepas dari masih tingginya sentimen masyarakat Indonesia terhadap China.
"Indonesia hanya kebagian dua juta, itu saja sudah pada ribut, padahal dampak turis pada pekerjaan kecil-kecil sangat luar biasa. Saya sedih dengan komentar pengamat yang katanya sekolah, kalau dia (turis China) spending (belanjakan) uang di situ itu biarkan saja, mau dari bulan datang tidak ada urusan," ujar Luhut di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (25/2).
Luhut mengajak masyarakat berpikir positif mengenai upaya pemerintah meningkatkan kunjungan turis asal China. Menurut Luhut, hal ini sebatas upaya ekonomi semata demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang hidup dari sektor pariwisata. Luhut meminta masyarakat Indonesia mencontoh Jepang yang memiliki sejarah panjang dengan China. Namun, Jepang tetap melirik potensi pasar turis China.
"Kita mau bantu rakyat dengan membuka lapangan kerja, salah satunya dari turis ini. Pak presiden memang ingin supaya kalau bisa 10 juta turis China. Sekarang baru dua juta, kita sudah ribut. Saya minta kedewasaan kita semua," ucap Luhut.
Luhut mafhum upaya pemerintah meningkatkan kunjungan turis dari China saat ini relatif berat dengan adanya wabah corona.
"Saya terus terang saja juga menunggu corona selesai," kata Luhut menambahkan.