REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembang properti, Grand Wisata Bekasi yang merupakan anggota Sinar Mas Land memantau perkembangan pasar sebelum memulai proyek. Salah satu Township yang dimiliki oleh Sinar Mas Land ini merasakan stagnansi pertumbuhan properti karena pelemahan ekonomi.
Division Head Grand Wisata Bekasi, Prasetijo Tanumihardja menyampaikan Grand Wisata Bekasi mempunyai rencana lima tahunan yang menjadi patokan pengembangan proyek. Diharapkan target-target yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal.
"Di semua properti saat ini perkembangannya agak stagnan yang disebabkan oleh makro ekonomi juga banyaknya pembeli end user atau langsung menghuni," katanya kepada Republika, Jumat (21/2).
Dalam setiap pengembangan, mereka menyesuaikan dan menyelaraskan dengan potensi yang ada di wilayah. Misal untuk saat ini, Area Timur Jakarta merupakan area yang sangat tinggi percepatan Pembangunan Infrastrukturnya.
Commercial and Digital Communication Section Head, Hans Alvadino Lubis menyampaikan strategi promosi perlu lebih dinamis saat ekonomi melemah seperti saat ini. Untuk Strategi penjualanan dan pemasaran, Grand Wisata Bekasi menyesuaikan dengan kemampuan daya beli pasar.
Seperti ditahun ini, Grand wisata Bekasi meluncurkan produk yang menyasar kaum millenial yang mayoritas adalah end user. Konsepnya disesuaikan dengan karakter milenial yang modern.
"Misal Produk O2 yang menjadi unggulan dalam menembus pasar milenial yang semakin berkembang," katanya.
Saat ini, perbankan masih menjadi andalan Grand Wisata Bekasi untuk kerja sama penjualan. Kolaborasi tersebut senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas, sehingga Grand wisata Bekasi dapat menjadi pilihan investor maupun pencari hunian.
Untuk menggaet pasar Muslim yang menginginkan skema syariah, Grand Wisata Bekasi juga akan merangkul perbankan syariah. Saat ini, mereka sedang melakukan penjajakan dengan salah satu bank syariah terdepan di Indonesia dan akan segera dijalankan.