Jumat 21 Feb 2020 10:32 WIB

Punya Potensi Luar Biasa, Ekspor Pertanian Sumut Menonjol

Sumut mengalami kenaikan ekspor sebesar 25 persen untuk periode 2018-2019.

Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis (20/2).
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) Provinsi Sumatera Utara, Kamis (20/2). Di sana, Mentan mendengar secara langsung data terbaru lalu lintas ekspor produk pertanian wilayah Sumatera Utara.

Hasilnya, Sumut tercatat mengalami kenaikan luar biasa sebesar 25 persen untuk periode 2018-2019. Kenaikan terjadi karena provinsi ini merupakan wilayah potensial dengan tanah subur yang menghasilkan sejumlah komoditas unggul siap ekspor.

Baca Juga

"Ini membuktikan bahwa Provinsi Sumut memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor pertanian ke depan. Saya sampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara dan seluruh jajaran dinas pertanian agar terus berkarya dan meningkatkan ekspor yang ada," kata Syahrul saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis (20/2), dalam siaran persnya.

Sebagai catatan, Provinsi Sumut memiliki 28 komoditas unggul yang siap ekspor ke 28 negara. Potensi ini memiliki bobot volume hjngga 4.058 ton, 373,6 meter kubik dan 42.500 buah bibit hortikultura dengan nilai transaksi mencapai Rp 79,6 miliar.

photo
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis (20/2).

Adapun komoditas yang diekspor terdiri dari ampas sawit, cengkeh, eucalyptus sawn timber, PKE, karet lembaran lempengan, kayu karet, kulit kayu manis, kelapa parut, kemiri, lidi, minyak sawit, daun nipah, pinang biji, RBD Olein, minyak kelapa mentah dan kopi.

"Nilai ekspor paling besar mencapai 290,7 ton atau senilai Rp 97,3 miliar, dengan berat total sebanyak 4.033 ton dan 223.902 meter kubik," katanya.

Selain itu, ada juga komoditas buah durian pasta dan bibit tanaman hias yang mencapai 12,3 ton atau 42.500 pcs dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,2 miliar. Pada subsektor tanaman pangan, ubi jalar beku memiliki total volume 11,5 ton atau setara dengan Rp 436,2 juta.

"Kemudian dari sektor peternakan yang terdiri dari lipan, sarang barang walet (SBW) dengan volume 1 ton senilai mencapai Rp 1,2 miliar," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement