Kamis 20 Feb 2020 21:06 WIB

KKP Gandeng Perbankan Tingkatkan Kapasitas Nelayan

Pemberdayaan nelayan dilakukan lewat kerja sama KKP dan CSR Bank BRI

Perkampungan nelayan tradisional. Pemberdayaan nelayan dilakukan lewat kerja sama KKP dan CSR Bank BRI
Foto: Republika/Heri Ruslan
Perkampungan nelayan tradisional. Pemberdayaan nelayan dilakukan lewat kerja sama KKP dan CSR Bank BRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng perbankan untuk meningkatkan kapasitas nelayan dan anggota keluarganya. Khususnya melalui pengembangan dan diversifikasi usaha di Balai Desa Morodemak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.

"Pemberdayaan nelayan ini dilakukan melalui program corporate social responsibility yang tertuang dalam perjanjian kerja sama DJPT KKP dengan BRI. Penandatanganan PKS tersebut pada tanggal 27 Januari 2020 di Palembang, Sumatra Selatan bertepatan dengan acara Rapat Kerja Teknis (Rakernis) DJPT," kata Direktur Perizinan dan Kenelayanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP Ridwan Mulyana dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (20/2).

Ridwan memaparkan, kegiatan tersebut merupakan implementasi kebijakan KKP dan bentuk perhatian khusus bagi masyarakat nelayan sebagai pelaku utama pembangunan perikanan tangkap. Ia menjelaskan, kegiatan itu diselenggarakan pada 19 hingga 21 Februari 2020 sebagai implementasi awal (pilot project) kerja sama DJPT dengan Bank BRI.

Selanjutnya akan ada lokasi/desa nelayan lain yang akan dibantu dan difasilitasi pengembangannya baik fasilitasi fisik (sarana dan prasarana desa) maupun pemberdayaan usaha nelayan dan keluarganya. Kegiatan pemberdayaan nelayan di Demak diikuti oleh 110 orang peserta yang terdiri dari 60 nelayan pria dan 50 wanita nelayan.

Ridwan mengatakan, 60 nelayan dilatih untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan nelayan, pengelolaan keuangan, bagaimana cara merawat dan memperbaiki perbaikan mesin kapal perikanan, informasi terkait dengan sertifikasi keterampilan penanganan ikan (SKPI) serta penguatan kelembagaan bagaimana membentuk koperasi.

Sedangkan untuk wanita nelayan, lanjutnya, akan dilatih cara mengembangkan diri menjadi wanita nelayan yang lebih produktif dengan memberikan keterampilan pengolahan produk perikanan sampai dengan cara pengemasan yang baik agar bisa dijual.

"Selain peningkatan keterampilan dan wawasan melalui bimbingan teknis, nelayan dan keluarganya juga mendapatkan bantuan alat pendukung usaha, seperti alat penangkap ikan (API), set kunci perbaikan mesin kapal perikanan, cool box, freezer, sealer, dan alat penunjang pengolahan produk perikanan," ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, Ridwan mengharapkan adanya peran serta aktif dari Dinas KP Kabupaten Demak dan khususnya para penyuluh perikanan di Kabupaten Demak serta aparat Desa Morodemak serta instansi terkait untuk terus mendampingi dalam meningkatkan usaha nelayan dari segi jumlah dan pendapatan yang dihasilkan.

"BRI nantinya akan melibatkan usaha nelayan dan keluarga nelayan ini dalam Rumah Kreasi BUMN (RKB). RKB akan secara berkala mengadakan pelatihan-pelatihan teknis pengembangan ekonomi produktif untuk membantu usaha nelayan dan keluarga nelayan semakin maju, mandiri, meningkat dan berdaya saing," ucapnya.

Sebelumnya, KKP bersama Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Migas, melalui mekanisme CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, telah menyerahkan bantuan kapal perikanan untuk nelayan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Proses pembangunan kapal perikanan bantuan untuk nelayan ini cukup panjang. Kami sangat mengapresiasi dukungan SKK Migas terhadap program ini dalam mewujudkan harapan nelayan untuk kembali beraktivitas menangkap ikan," kata Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan KKP Goenaryo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement