Selasa 18 Feb 2020 09:16 WIB

Mentan Syahrul: Bawang Putih Mahal Akibat Panic Buying

Rata-rata konsumsi bulanan bawang putih nasional sebanyak 47 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengupas bawang putih di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja mengupas bawang putih di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan penyebab utama mahalnya harga bawang putih sejak awal tahun. Ia menuturkan, kenaikan harga lebih diakibatkan karena adanya panic buying atau kenaikan permintaan bawang putih secara tiba-tiba di pasar.

Kenaikan permintaan itu berkaitan dengan isu virus corona yang merebak di China. Mayoritas bawang putih diimpor dari China sehingga muncul spekulasi akan adanya gangguan pasokan maupun keamanan bawang putih yang didatangkan dari China.

"Menurut saya ada panic buying jadi publik beli lebih cepat. Distributor juga ikut mengurangi karena dinilai akibat virus corona tidak ada lagi (bawang putih) yang bisa masuk (ke Indonesia)," kata Syahrul dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (18/2).

Syahrul mengaku heran dengan kenaikan harga secara tiba-tiba. Sebab, berdasarkan data yang dimiliki Kementan hingga saat ini masih terdapat pasokan bawang putih di Indonesia sebanyak 120 ribu ton. Kemudian, pada Maret-April akan terjadi panen dalam negeri sekitar 30 ribu ton.

Adapun, rata-rata konsumsi bulanan bawang putih nasional sebanyak 47 ribu ton. "Kalau begitu sebetulnya daya tahan ketersediaan bawang putih kita masih cukup untuk tiga bulan ke depan, menurut kita," kata Syahrul.

Namun, lantaran kepanikan dalam negeri yang cukup besar, mau tidak mau Kementan menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) demi meredam gejolak harga dan psikologis pasar. Impor bawang putih dari Cina juga tidak dilarang karena dinyatakan bawang putih tidak menularkan virus corona.

"Mudah-mudahan ini langkah yang mungkin bisa meredam gejolak di dalam negeri. Apalagi, sebentar lagi bulan puasa jadi bahan pokok harus dipersiapkan," tuturnya.

Adapun rekomendasi impor yang diterbitkan diketahui sebanyak 103 ribu ton bawang putih. Kementerian Perdagangan kemudian telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor sebanyak 60 ribu ton untuk mengamankan pasokan hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement