REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah masih menutup sementara penerbangan dari dan ke Cina untuk mengantisipasi penyebaran virus corona baru dari Wuhan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan baik penerbangan maskapai asing dan dalam negeri di Indonesia yang memiliki rute ke China terdampak sejak 5 Februari 2020.
“Kalau kita ada 21 persen terdampak. Ada juga yang intensif, overall 30 persen,” kata Budi di Gedung Kementerian Perhubungan, Kamis (13/2).
Meskipun begitu, rute internasional lainnya menurut Budi masih dalam keadaan yang baik tidak seperti ke China. Seperti rute penerbangan ke Eropa, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan lainnya menurut Budi masih berjalan normal.
Budi menuturkan akibat penutupan sementara penerbangan dari dan ke China akan ada relaksasi atau insentif bagi maskapai. “Relaksasi itu banyak, ada yang langsung terhadap biaya. Kita minta kerja sama dengan hotel atau kerja sama dengan yang lain,” ungkap Budi.
Dia menambahkan, saat ini pembahasan mengenai bentuk insentif untuk maskapai masih akan dibahas. Setelah mendapatkan kesimpulan, Budi memastikan segera disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
Pemerintah saat ini belum bisa memastikan potensi kerugian yang diakibatkan akibat virus corona baru dari Wuhan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama mengatakan hal tersebut belum bisa diperkirakan karena saat ini masih mengantisipasi penyebaran virus corona.
“Karena ini kan masih bergerak ya, kita bisa tahu ruginya berapa kalau corona udah berhenti,” kata Wishnutama usai diskusi bersama dengan maskapai di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (12/2).