REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Islam Hidayatullah menargetkan pembiayaan sebesar Rp 200 miliar pada 2020 dari Bank Muamalat. Ketua Bidang Perekonomian DPP Hidayatullah, Asih Subagyo menyampaikan sebesar Rp 70 miliar diantaranya diperkirakan cair pada Maret 2020.
"Kami berharap bisa Rp 200 miliar, sebenarnya bisa lebih besar lagi tapi kami tidak ingin terlalu drastis peningkatannya," katanya usai menandatangani kerja sama dengan Bank Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (12/2).
Hingga akhir 2019, pembiayaan yang disalurkan pada Hidayatullah sebesar Rp 93,2 miliar. Subagyo mengatakan pembiayaan tersebut disalurkan ke 14 lokasi dengan segmen usaha ritel seperti minimarket, sekolah, dan klinik.
Hidayatullah memiliki lini bisnis yang disebut amal usaha. Jaringan pesantrennya mencapai 580 pesantren di seluruh Indonesia yang mayoritas diantaranya sudah memiliki unit bisnis.
"Mereka mengajukan proposal untuk pembiayaan amal usaha, kita seleksi melalui komite investasi di pusat (DPP Hidayatullah), jika lolos kita berikan corporate guarantee," katanya.
Sehingga DPP akan menanggung tanggung jawab jika pembiayaannya bermasalah. Untuk awalan kuartal I 2020, sudah ada proposal yang akan diajukan dengan nilai sekitar Rp 70 miliar.
Mayoritas diantaranya untuk sekolah. Subagyo menyampaikan sebanyak 70-80 persen dari total portofolio pembiayaan disalurkan untuk segmen pendidikan ini.