REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sangat concern untuk pengembangan dan pemanfaatan kendaraan listrik. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Jabar, Ai Saadiyah, bertemu langsung dengan Manager UP3 Bandung Majuddin.
“Kami berharap melalui pertemuan ini akan memunculkan sinergitas untuk melakukan analisa perencanaan pengembangan EVCS (Electric Vehicle Charging System),” ujar Manager Bagian Transaksi Energi Perusahan Listrik Negara (PLN) UP3 Bandung, Tony Sudjatmiko, Senin (10/2).
Saat ini, kata dia, Bandung memiliki dua titik SPKLU. Yakni, satu depan kantor PLN UP3 Bandung, dan satu lagi berada di depan kantor LEN. "Keduanya berada di sepanjang Jalan Soekarno Hatta," katanya.
Tony mengatakan, PLN juga berencana membangun SPKLU di Gedung Sate, apalagi jika gubernur kedepannya menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinasnya. Pada kesempatan ini kedua belah pihak, selain membicarakan rencana dan analisa pembangunan titik SPKLU di wilayah Jawa Barat tetapi juga membahas tentang penggunaan kendaraan Listrik.
Aditya Darmawan, Manager Strategi Pemasaran PLN mengatakan, PLN akan terus melakukan supporting terhadap penyediaan SPKLU sebagai komitmen untuk mendukung teknologi 4.0 terutama dari sisi kendaraan listrik, serta sebagai komitmen mendukung elektrifikasi di Tanah Air. Perlu diketahui biaya pembangunan satu unit SPKLU memakan biaya sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar.
“Memang mahal tapi kami yakin kedepannya akan memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan," katanya.