REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi optimistis ke depan bisa menjadi salah satu sentra produksi jagung di Provinsi Sulawesi Tengah. Ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, Mulyadi, Senin (10/2).
Untuk mewujudkan impian itu, Pemkab Sigi dalam beberapa tahun terakhir dan ke depan ini terus menggenjot penanaman jagung di seluruh wilayah yang ada di daerah tersebut. "Kita terus mendorong para petani di 15 kecamatan di Sigi untuk mengembangkan tanaman jagung sebagai salah satu komoditi yang banyak dibutuhkan pasar," kata dia.
Apalagi, wilayah-wilayah di Sigi tanahnya subur dan cocok bagi pengembangan komoditi jagung. Mulyadi mengatakan pada 2020 Pemkab Sigi akan kembangkan sekitar 5.000 hektare lahan untuk pengembangan komoditi jagung, tersebar di beberapa kecamatan.
Ada beberapa varietas benih jagung yang akan dikembangkan di Sigi, termasuk NK Sumo yang dikembangkan di Kecamatan Dolo Selatan. Varietas NK Sumo jika tumbuh bagus sesuai dengan harapan, hasil panen bisa mencapai 15 ton per hektare. Pada 2019 luas areal penanaman jagung di Kabupaten Sigi mencapai 10 ribu hektare dengan perkiraan produksi enam ton per hektare.
Dia menambahkan sekarang ini bibit jagung tidak sulit diperoleh dan ada beberapa varietas sehingga petani tinggal memilihnya. Beberapa perusahaan sudah menyediakan bibit unggul, salah satunya adalah PT Syngenta. Perusahaan tersebut menyediakan bibit dan juga obat-obatan yang dibutuhkan petani.
Sementara ada juga beberapa perusahaan yang bersedia untuk menampung hasil produksi petani, seperti PT Havana Agorbisnis Utama. Sejumlah petani di Sigi mengatakan harga jagung di tingkat produsen berkisar Rp 2.500-Rp 3.000 per kilogram (kg).
Para petani berharap harga jagung di tingkat produsen semakin membaik, mengikuti harga di pasaran. Harga jagung di tingkat pengecer di Palu sekarang ini mencapai Rp 7.000 per kg. Kebanyakan jagung yang dijual di pasaran di Palu untuk pakan ternak.